
Ulasan 2019
Inflasi 2019: 'Jinak' Sih, Tapi...
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 December 2019 09:41

Akan tetapi, sejak Agustus terlihat tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok harga bergejolak menurun, pertanda optimisme dunia usaha mulai melambat. Sudah ada kecemasan bahwa konsumen tidak mampu mengikuti kenaikan harga, sehingga dunia usaha menyesuaikan dengan menurunkan harga jual.
Kekhawatiran itu terkonfirmasi dengan perlambatan laju inflasi inti. Pada November, inflasi inti tercatat 3,08% YoY, terendah sejak April. Inflasi inti menurun dalam dua bulan terakhir.
Untuk mengecek keterkaitan inflasi dan konsumsi, yang bisa menjadi rujukan adalah inflasi inti. Komponen ini menggambarkan pengeluaran yang bersifat persisten, susah turun-naik.
Selama inflasi inti masih terakselerasi, berarti masyarakat masih mau membeli barang dan jasa yang harganya cenderung stabil. Ketika harga barang dan jasa yang semacam ini masih bisa naik, artinya konsumsi masih tumbuh sehat.
Namun yang terjadi sejak Oktober adalah perlambatan laju inflasi inti. Ini bisa diartikan bahwa konsumen mulai menahan diri. Pelemahan konsumsi sepertinya sudah tidak bisa dipungkiri lagi.
Baca: Tak Bisa Dipungkiri Lagi, RI Kena Virus Pelemahan Konsumsi
(aji/aji)
Kekhawatiran itu terkonfirmasi dengan perlambatan laju inflasi inti. Pada November, inflasi inti tercatat 3,08% YoY, terendah sejak April. Inflasi inti menurun dalam dua bulan terakhir.
Selama inflasi inti masih terakselerasi, berarti masyarakat masih mau membeli barang dan jasa yang harganya cenderung stabil. Ketika harga barang dan jasa yang semacam ini masih bisa naik, artinya konsumsi masih tumbuh sehat.
Namun yang terjadi sejak Oktober adalah perlambatan laju inflasi inti. Ini bisa diartikan bahwa konsumen mulai menahan diri. Pelemahan konsumsi sepertinya sudah tidak bisa dipungkiri lagi.
Baca: Tak Bisa Dipungkiri Lagi, RI Kena Virus Pelemahan Konsumsi
(aji/aji)
Pages
Most Popular