
Habis Nikel, Jokowi Mau Setop Ekspor Bauksit & Batu Bara!
Chandra Gian Asmara & Anisatul Umah, CNBC Indonesia
18 December 2019 12:00

Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden Joko Widodo tengah gencar soal hilirisasi pertambangan. Usai kebijakannya untuk setop ekspor nikel raw material di tahun ini yang membuat turbulensi pasar luar biasa, ia berencana juga setop ekspor bauksit dan batu bara.
Ia mengatakan, selama ini komoditas-komoditas tambang tersebut diekspor mentah-mentah dan tidak menghasilkan nilai tambah untuk Indonesia. "Bauksit, batu bara kita ekspor berapa juta ton. Ekspor mentahan raw material semuanya," kata Jokowi, dalam membuka Musrembangnas di istana negara, Senin kemarin.
Ini, kata dia, yang akan dan harus diubah sebelum diekspor. Jokowi ingin agar komoditas ini diolah dulu jadi barang jadi atau setengah jadi.
"Target saya 3 tahun ini setop. Ini hal-hal yang harus saya sampaikan. Daerah tolong dibantu perizinan, kalau ini terjadi tidak ada defisit transaksi berjalan lagi. Gol kita ke sana," jelasnya.
Jokowi juga mengeluhkan lagi soal impor migas.
"Impor minyak kita kurang lebih sekarang ini 700 ribu-800 ribu barel. Betul Pak Menteri? Kurang lebih ya, per hari. Jangan mikir per tahun. Baik itu, minyak baik itu gas. Dan ada turunan Petrokimia," tutur Jokowi.
Jokowi mengatakan, kondisi ini membebani defisit neraca perdagangan Indonesia bertahun-tahun. Padahal, lanjut Jokowi, gas atau LPG yang diimpor oleh Indonesia bisa dihasilkan dari batu bara.
"Gas ini batu bara bisa disubstitusi menjadi gas, sehingga nggak perlu impor LPG. Karena bisa dibuat dari batu bara kita yang melimpah, kok kita impor," tegasnya.
Ia mengatakan, selama ini komoditas-komoditas tambang tersebut diekspor mentah-mentah dan tidak menghasilkan nilai tambah untuk Indonesia. "Bauksit, batu bara kita ekspor berapa juta ton. Ekspor mentahan raw material semuanya," kata Jokowi, dalam membuka Musrembangnas di istana negara, Senin kemarin.
Ini, kata dia, yang akan dan harus diubah sebelum diekspor. Jokowi ingin agar komoditas ini diolah dulu jadi barang jadi atau setengah jadi.
Jokowi juga mengeluhkan lagi soal impor migas.
"Impor minyak kita kurang lebih sekarang ini 700 ribu-800 ribu barel. Betul Pak Menteri? Kurang lebih ya, per hari. Jangan mikir per tahun. Baik itu, minyak baik itu gas. Dan ada turunan Petrokimia," tutur Jokowi.
Jokowi mengatakan, kondisi ini membebani defisit neraca perdagangan Indonesia bertahun-tahun. Padahal, lanjut Jokowi, gas atau LPG yang diimpor oleh Indonesia bisa dihasilkan dari batu bara.
"Gas ini batu bara bisa disubstitusi menjadi gas, sehingga nggak perlu impor LPG. Karena bisa dibuat dari batu bara kita yang melimpah, kok kita impor," tegasnya.
Next Page
Apa Kabar Gasifikasi Batu Bara?
Pages
Most Popular