
Darurat, 3 Negara Ini Pusing Penduduknya Pada Ogah Kawin!
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
15 December 2019 19:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Swedia merupakan negara yang punya angka jomblo alias pemuda tak punya pasangan tertinggi di Eropa. Tingginya angka jomblo di negara ini tidak lepas dari prinsip dan budaya negara tersebut yang sangat menghargai kemandirian.
Seperti dilaporkan detikcom, mengutip BBC, warga negara Eropa Utara ini dikenal dingin dan tidak suka bergaul. Mereka sangat menghargai privasi orang, bahkan mengobrol saja jarang dilakukan.
Para penduduknya juga cenderung lebih suka tinggal di apartemen kecil sendirian. Bahkan, hampir setengah rumah tangga di Swedia merupakan orang dewasa tanpa anak.
Namun begitu, bukan berarti orang Swedia tidak punya keturunan. Mereka lebih senang memiliki anak tanpa harus menikah. Itu dikarenakan mereka menganggap pernikahan, atau bahkan sekedar status pacaran, sebagai sesuatu yang terlalu mengikat dan membebani mereka.
Budaya mandiri yang mengakar sejak muda di antara orang Swedia juga membuat mereka tak suka ketergantungan. Hal ini juga didukung dengan kesetaraan gender dalam hal bekerja, sehingga wanita bisa hidup menafkahi anak dengan biaya dari negara saja.
Tapi ternyata, masalah tingginya angka jomblo ini tidak hanya terjadi di Swedia. Di negara Asia seperti Jepang dan Korea Selatan, penduduknya juga lebih banyak yang memilih untuk menjomblo ketimbang menikah.
Di Jepang, tingginya tingkat jomblo banyak dipicu masalah ekonomi seperti tingginya jam kerja warga mudanya. Sementara di Korea Selatan justru banyaknya angka pemuda lajang disebabkan karena masalah sosial.
Di negeri K-Pop bahkan sampai ada kelompok feminis radikal nasional bernama '4B' atau 'Four Nos'. Mereka mengagungkan sejumlah norma yakni 'no dating, no sex, no marriage, and no child-rearing' atau tidak berkencan, tidak melakukan seks, tidak menikah, dan tidak mengasuh anak.
Hal ini pun dikhawatirkan dapat mengganggu ekonomi kedua negara ini ke depannya. Korea Selatan sampai terancam menghadapi bencana demografis yang membumbung tinggi akibat fenomena ini.
Pemerintah memperkirakan populasi Korsel yang saat ini di angka 55 juta, akan turun menjadi 39 juta pada tahun 2067. Pada tahun itu, setengah dari populasi negara tersebut akan berusia 62 atau lebih.
(gus) Next Article Ini Dia Negara-negara yang Alami 'Resesi Seks', RI Aman?
Seperti dilaporkan detikcom, mengutip BBC, warga negara Eropa Utara ini dikenal dingin dan tidak suka bergaul. Mereka sangat menghargai privasi orang, bahkan mengobrol saja jarang dilakukan.
Namun begitu, bukan berarti orang Swedia tidak punya keturunan. Mereka lebih senang memiliki anak tanpa harus menikah. Itu dikarenakan mereka menganggap pernikahan, atau bahkan sekedar status pacaran, sebagai sesuatu yang terlalu mengikat dan membebani mereka.
Budaya mandiri yang mengakar sejak muda di antara orang Swedia juga membuat mereka tak suka ketergantungan. Hal ini juga didukung dengan kesetaraan gender dalam hal bekerja, sehingga wanita bisa hidup menafkahi anak dengan biaya dari negara saja.
Tapi ternyata, masalah tingginya angka jomblo ini tidak hanya terjadi di Swedia. Di negara Asia seperti Jepang dan Korea Selatan, penduduknya juga lebih banyak yang memilih untuk menjomblo ketimbang menikah.
Di Jepang, tingginya tingkat jomblo banyak dipicu masalah ekonomi seperti tingginya jam kerja warga mudanya. Sementara di Korea Selatan justru banyaknya angka pemuda lajang disebabkan karena masalah sosial.
Di negeri K-Pop bahkan sampai ada kelompok feminis radikal nasional bernama '4B' atau 'Four Nos'. Mereka mengagungkan sejumlah norma yakni 'no dating, no sex, no marriage, and no child-rearing' atau tidak berkencan, tidak melakukan seks, tidak menikah, dan tidak mengasuh anak.
Hal ini pun dikhawatirkan dapat mengganggu ekonomi kedua negara ini ke depannya. Korea Selatan sampai terancam menghadapi bencana demografis yang membumbung tinggi akibat fenomena ini.
Pemerintah memperkirakan populasi Korsel yang saat ini di angka 55 juta, akan turun menjadi 39 juta pada tahun 2067. Pada tahun itu, setengah dari populasi negara tersebut akan berusia 62 atau lebih.
(gus) Next Article Ini Dia Negara-negara yang Alami 'Resesi Seks', RI Aman?
Most Popular