Sukses Poles Inter Milan, BUMN Tunggu Sentuhan Erick Thohir

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 November 2019 13:23
Sukses Poles Inter Milan, BUMN Tunggu Sentuhan Erick Thohir
Menteri BUMN Erick Thohir (CNBC Indonesia/Ratu Rina)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kabinet Indonesia Maju baru berusia sekitar sebulan. Kabinet ini mulai bekerja beberapa hari setelah pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Kira-kira separuh dari anggota kabinet adalah muka baru, yang sebelumnya tidak menjabat di Kabinet Kerja. Salah satu nama yang menarik adalah Erick Thohir, yang menempati posisi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggantikan Rini Soemarno.

Penunjukan Erick sebagai pembantu Jokowi bukan ujug-ujug. Sebelum menjadi menteri, eks bos Grup Mahaka Media ini sudah beberapa kali bekerja bersama Presiden Jokowi.

Misalnya saat pelaksaan Asian Games 2018. Dalam ajang olahraga multi-event terbesar di Benua Kuning itu, Erick mendapat mandat sebagai Ketua Indonesian Asian Games Organizing Committee (INASGOC).

Perhelatan Asian Games di Jakarta-Palembang pada Agustus tahun lalu sangat sukses, baik di sisi prestasi maupun penyelenggaraan. Indonesia berhasil menempati posisi empat di klasemen akhir perolehan medali, pencapaian terbaik sepanjang keikutsertaan di Asian Games.

Di sisi penyelenggaraan, memang ada isu seperti kemacetan lalu lintas atau polusi udara, tetapi secara umum patut diacungi jempol. Animo masyarakat sangat tinggi, warga hanyut dalam euforia Asian Games. Bahkan setahun setelah Asian Games, rasa susah move on itu masih saja ada.

Baca: Erick Thohir: Biaya Perhelatan Asian Games 2018 Rp 6,6 T

Sekira sebulan setelah Asian Games, Jokowi dan Erick kembali menjalin kolaborasi. Kali ini dalam kapasitas Jokowi sebagai calon presiden (capres) 2019-2024. Jokowi mempercayakan posisi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) kepada Erick.

"Saya kira enggak usah saya ceritakan, semua orang tahu Pak Erick Thohir itu siapa. Beliau seorang profesional pengusaha yang memiliki media, klub bola, klub basket, memiliki banyak (usaha). Ini bukan urusan berpolitik, ini urusan manajemen, mengelola kampanye ini sehingga bisa berjalan dengan baik," kata Jokowi kala itu.

Sepertinya Jokowi sangat puas berkolaborasi dengan Erick. Oleh karena itu, tidak heran eks gubernur DKI Jakarta tersebut kembali menggandeng Erick untuk menjadi salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.

[Gambas:Video CNBC]

Selama sebulan berkantor di Medan Merdeka Selatan, walau baru sebulan, Erick telah membuat banyak mata berpaling. Sejumlah terobosan dibikin olehnya.

Pertama, Erick memulihkan lagi fungsi Tim Penilai Akhir (TPA) untuk memilih pimpinan BUMN. Dengan begitu, pemilihan pimpinan BUMN bisa lebih akuntabel karena melibatkan lebih banyak pihak.

Baca: Alasan Erick Beda dari Rini, Gunakan TPA Cari Direksi BUMN

Kedua, Erick melakukan 'bersih-bersih' dengan membongkar-pasang posisi direksi dan komisaris perusahaan pelat merah. Nama-nama yang dikenal punya integritas seperti Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Chandra M Hamzah masuk menjadi komisaris BUMN.

"Kita perlu figur pendobrak supaya sesuai target. Beliau Komisaris Utama, kalau direksinya yang day to day. (Tugas Ahok) menjaga ini semua," kata Erick soal jabatan baru Ahok.

Baca: Ahok Jadi Komut, Hati-hati "Pemahaman Nenek Lo!" di Pertamina

Sebagai seorang pengusaha, Erick dititipi pesan untuk mewujudkan Indonesia Incorporated. Bagaimana mengelola perusahaan milik negara dengan global best practices sehingga menjadi korporasi berkelas dunia yang membikin Indonesia bangga.

"Ekonomi Indonesia harus dibangun bersama-sama, tidak bisa BUMN saja. Dibangun bersama swasta dan unsur-unsur lain. Kalau jadi satu kesatuan, inilah yang disebut Indonesia Incorporated," jelas Chairul Tanjung, Chairman CT Corp, usai berdiskusi dengan Erick di kantor Kementerian BUMN, beberapa waktu lalu.

Baca: Bertemu Erick Thohir, Ini Pesan CT soal Pengelolaan BUMN


Soal mengelola perusahaan, Erick sudah kenyang pengalaman. Selain Mahaka Media, Erick juga sempat menjadi pemilik klub sepakbola asal Italia, Inter Milan.

Menarik untuk melihat kiprah Erick di Inter. Meski tidak lama, tetapi Erick berhasil melakukan perubahan yang membuat Inter menjadi lebih baik.

Baca: Lepas Inter Milan, Erick Thohir Bisa Beli Ajax Sampai Lazio

Erick berhasil 'menyulap' Inter menjadi sebuah entitas bisnis yang menguntungkan. Mengutip Forbes, pendapatan bersih Inter pada 2013 adalah US$ 236 juta. Angka itu turun hingga ke US$ 199 juta pada 2017, sebelum melesat menjadi US$ 285 juta karena kembalinya Inter ke Liga Champions Eropa.



Rezim Eric di Giuseppe Meazza juga mampu membawa Inter lebih efisien dan mampu mengoptimalkan potensi dirinya. Ini tercermin dari pendapatan operasional bersih yang terus membaik, dari defisit menjadi surplus.



Akibatnya, nilai valuasi Inter pun meningkat. Pada 2013, valuasi Inter ditaksir US$ 401 juta dan akhir 2017 melesat menjadi US$ 537 juta.



Erick sepertinya cukup berhasil mengubah kultur keuangan di Inter. Kala Massimo Moratti menjadi Inter-1, publik Italia menjuluki klub pemegang 18 gelar juara Serie A ini sebagai 'lubang hitam'.

Kecintaan total Moratti kepada Inter membuat klub bergantung kepadanya, semua berpusat dan terhisap ke sosok sang pengusaha minyak. Moratti adalah Inter, dan Inter adalah Moratti.

Erick berhasil mengubah kultur ini, Inter dikelola layaknya perusahaan. Kinerja keuangan Inter bukan lagi bergantung kepada sosok Moratti, tetapi betul-betul menjadi sebuah korporasi.

Kisah sukses Erick di Inter diharapkan bisa direplikasi saat dirinya mengurus perusahaan-perusahaan milik negara. Kala BUMN dikelola secara profesional dan mampu mencetak laba, tentu yang bangga adalah seluruh rakyat Indonesia.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular