Makin Mesra, RI-AS Bidik Perdagangan Naik 2 Kali Lipat

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
20 November 2019 16:38
Indonesia-AS membidik transaksi perdagangan kedua negara per tahun mencapai US$ 60 miliar.
Foto: Peluncuran perangko peringatan 70 tahun hubungan bilateral RI-AS (CNBC Indonesia/Rehia Indrayanti Beru Sebayang)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) menargetkan nilai perdagangan kedua negara bakal naik 2 kali lipat dari US$ 30 miliar menjadi US$ 60 miliar atau Rp 840 triliun (Kurs Rp 14.000) per tahun. Tahun ini, kedua negara genap merayakan hubungan diplomatik ke-70 tahun.

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman mengatakan, nilai perdagangan sebesar Rp 840 triliun itu rencananya akan dicapai hingga 2024. Menurut Rizal, kedua negara sudah berkomitmen untuk mendorong nilai perdagangan.

"Iya Indonesia sama Amerika mempunyai rencana meningkatkan nilai perdagangan kita dari US$ 30 miliar saat ini menjadi US$ 50 miliar dan menuju US$ 60 miliar dalam 5 tahun ke depan," kata Rizal di JW Marriott Hotel, Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Dalam kesempatan perjanjian dagang dengan Amerika ini, kata Rizal, Indonesia berharap agar komoditas tekstil dan furnitur yang bisa diberikan akses lebih luas di pasar Amerika, pasalnya Indonesia saat ini juga sudah melakukan impor bahan baku dari AS.

"Kita akan melakukan seperti tekstil, furnitur yang merupakan komoditi yang kita inginkan segera dibuka, diberikan akses ada special favor. Karena kita masih juga mengimpor katun bahan baku dari AS dan itu dipakai untuk industri garmen di Indonesia," kata Rizal.

Rizal menjelaskan bahwa komitmen dagang antara Indonesia-AS merupakan kelanjutan dari pembicaraan sejak setahun yang lalu. Dan dari pembicaraan itu kemudian terbuka peluang yang bisa dilakukan antara Indonesia dan Amerika dalam mencapai nilai perdagangan dua kali lipat.



"Jadi jangan lihat hanya GSP-nya yang nilainya katakanlah 2 jutaan dolar. Tapi opportunity yang lainnya banyak kesempatan yang bisa kita lakukan dengan Amerika, kesempatan untuk suplai produk-produk Indonesia yang lainnya," jelasnya.

Selama ini Indonesia banyak mengimpor kapas untuk bahan baku industri benang di dalam negeri. Indonesia juga rajin mengekspor tektil ke AS, sehingga ada peluang untuk terus meningkatkan nilai tambah.

"Furnitur contohnya juga ini kesempatan untuk memasuki pasar di sana," imbuhnya.

[Gambas:Video CNBC]


(hoi/hoi) Next Article Live! Jurus Pengusaha Bantu Jokowi Tekan CAD dalam 3 Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular