Jokowi Singgung (Lagi) Impor BBM, Bukannya Sudah Turun Ya?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 November 2019 14:44
Jadi Salah Siapa Dong?
Ilustrasi SPBU (CNBC Indonesia/Yuni Astutik)
Jadi kalau sudah ada perbaikan di sisi migas, apa yang kemudian menjadi pekerjaan besar untuk menambal defisit transaksi berjalan? Kalau dilihat sedikit lebih dalam, defisit transaksi berjalan mayoritas disebabkan oleh tekornya pos pendapatan primer.

Pada kuartal III-2019, defisit transaksi berjalan secara nominal adalah US$ 7,66 miliar sementara defisit pendapatan primer adalah US$ 8,43 miliar. Sepanjang 2018 pun kondisinya tidak jauh berbeda. Dari defisit transaksi berjalan yang US$ 30,48 miliar, pos pendapatan primer 'menyumbang' minus US$ 30,46 miliar.

Dua pos utama di pendapatan primer adalah pembayaran dividen dan bunga utang. Jadi kunci untuk menutup defisit di pendapatan primer adalah meningkatkan kapasitas ekonomi domestik agar pembayaran dividen dan utang luar negeri berkurang.

Saat ini Penanaman Modal Asing (PMA) alias Foreign Direct Investment (FDI) masih mendominasi. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, porsi PMA pada kuartal III-2019 masih lebih dominan dibandingkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan rasio 61:39.



Ketika PMDN menjadi raja di negeri sendiri, maka pembayaran dividen ke luar negeri akan berkurang. Tentu menjadi obat mujarab untuk mengobati luka di transaksi berjalan.

Selain PMDN, hal lain yang perlu digenjot adalah peningkatan akses pembiayaan domestik baik itu melalui perbankan atau pasar modal. Apabila sektor keuangan Indonesia masih belum bisa menyediakan pembiayaan secara optimal, maka penarikan Utang Luar Negeri (ULN) tidak dapat terhindarkan.

BI melaporkan ULN Indonesia per akhir Agustus sebesar US$ 395,5 miliar. Jumlah tersebut naik 8,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau year-on-year (YoY). ULN terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 196,3 miliar, serta utang swasta (termasuk BUMN) sebesar US$ 197,2 miliar. 



Penarikan ULN tentu harus dibayar, dan pembayaran bunga utang ke luar negeri menjadi beban bagi pos pendapatan primer dan transaksi berjalan. Jadi, pasar keuangan Indonesia harus lebih dalam lagi agar mampu menyediakan pembiayaan aktivitas ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular