
BI: CAD Kuartal I-2020 Rendah, di Bawah 1,5% PDB
Lidya Julita Sembiring-Kembaren, CNBC Indonesia
14 April 2020 16:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit/CAD pada kuartal I-2020 akan rendah. Saking rendahnya, bahkan sampai di bawah 1,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Defisit transaksi berjalan di Triwulan I-2020 diperkirakan akan lebih rendah dari 1,5% PDB," ungkap Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers secara virtual usai Rapat Dewan Gubernur BI edisi April 2020, Selasa (14/4/2020).
Dari sisi perdagangan barang, neraca perdagangan diperkirakan membaik dipengaruhi oleh penurunan impor yang lebih tinggi akibat menurunnya permintaan domestik dan berkurangnya kebutuhan input produksi untuk kegiatan ekspor. Defisit neraca jasa juga diprakirakan lebih rendah, didorong oleh penurunan devisa untuk biaya transportasi impor serta penurunan devisa pariwisata yang tidak setinggi yang diprakirakan. Defisit neraca pendapatan primer pun menurun sejalan dengan berkurangnya penurunan kepemilikan asing pada instrumen keuangan domestik.
Sementara itu, kata Perry, aliran modal asing diprakirakan akan berangsur-angsur kembali masuk ke Indonesia sejalan dengan meredanya kepanikan pasar keuangan global dan membaiknya ekonomi domestik. Secara keseluruhan prospek Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2020 tetap baik dapat memperkuat ketahanan sektor eksternal Indonesia.
"Posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2020 sebesar US$ 121 miliar atau setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, dan diprakirakan akan meningkat pada akhir April 2020. Bank Indonesia berpandangan posisi cadangan devisa tersebut lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah," sebutnya.
(aji/aji) Next Article Selamat Tinggal, CAD! BI Ramal Transaksi Berjalan Surplus
"Defisit transaksi berjalan di Triwulan I-2020 diperkirakan akan lebih rendah dari 1,5% PDB," ungkap Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers secara virtual usai Rapat Dewan Gubernur BI edisi April 2020, Selasa (14/4/2020).
Dari sisi perdagangan barang, neraca perdagangan diperkirakan membaik dipengaruhi oleh penurunan impor yang lebih tinggi akibat menurunnya permintaan domestik dan berkurangnya kebutuhan input produksi untuk kegiatan ekspor. Defisit neraca jasa juga diprakirakan lebih rendah, didorong oleh penurunan devisa untuk biaya transportasi impor serta penurunan devisa pariwisata yang tidak setinggi yang diprakirakan. Defisit neraca pendapatan primer pun menurun sejalan dengan berkurangnya penurunan kepemilikan asing pada instrumen keuangan domestik.
"Posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2020 sebesar US$ 121 miliar atau setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, dan diprakirakan akan meningkat pada akhir April 2020. Bank Indonesia berpandangan posisi cadangan devisa tersebut lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah," sebutnya.
(aji/aji) Next Article Selamat Tinggal, CAD! BI Ramal Transaksi Berjalan Surplus
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular