
Internasional
Hong Kong Mencekam: Polisi Tembak Pendemo, Pria Dibakar Massa
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
12 November 2019 06:08

Jakarta, CNBC Indonesia- Situasi Hong Kong makin mencekam, Senin (11/11/2019). Unjuk rasa yang terus terjadi membuat pusat keuangan global itu luluh lantak.
Kekerasan pun makin meningkat di kota bekas koloni Inggris ini. Bukan hanya antara aparat dan pendemo tetapi juga antara warga dan pendemo.
Sebagaimana dikabarkan AFP, seorang perwira polisi di Hong Kong terekam menembaki pendemo yang mengenakan topeng dengan pistol. Penembakan itu dilakukan dari jarak yang sangat dekat, di sebuah distrik di Sai Wan Ho.
Polisi tersebut terlihat tengah adu lengan dengan seorang pria pendemo ketika pendemo lain yang bertopeng muncul. Saat pria itu mencoba mendekat, tiba-tiba korban langsung ambruk ke tanah karena tertembak polisi.
Beberapa jam setelahnya, beredar video kekerasan lain terkait seorang pria yang dikabarkan dibakar hidup-hidup oleh pengunjuk rasa. Kejadian ini terjadi di stasiun kereta bawah tanah Ma On Shan di New Territories.
Dalam rekaman yang dimuat CNN International, kejadian ini berawal dari adu mulut antara pria tersebut dan pendemo. Para pendemo terlihat meneriakkan kata-kata yang mengusir pria paruh baya tersebut untuk kembali ke China daratan.
Korban pun mencoba membalas pendemo dengan mengatakan "kalian semua bukan orang China". Setelahnya ia pun dikeroyok, disiram dengan cairan yang mudah terbakar dan disulut api.
Kini demonstran yang ditembak polisi dan pria yang terbakar oleh demonstran tengah dirawat di rumah sakit setempat. Keduanya dikabarkan dalam kondisi kritis.
Demonstrasi di Hong Kong sudah terjadi lima bulan. Akibat demo, kota ini kini berada dalam resesi karena pertumbuhan ekonomi dua kuartalan bertutur-turut yang negatif dalam satu tahun.
Pada tiga bulan ketiga tahun ini, perekonomian Hong Kong diketahui membukukan kontraksi sebesar 3,2% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ). Pada kuartal II-2019 perekonomian Hong Kong sudah terkontraksi sebesar 0,4%.
Sementara itu, pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan kekerasan yang terus mengguncang bekas koloni Inggris itu, sudah melampaui tuntutan para demonstran.
"Demonstran sudah menjadi musuh rakyat," tulis Reuters mengutip Lam.
(sef/sef) Next Article Demo Belum Reda, China Copot Pejabat Penting di Hong Kong
Kekerasan pun makin meningkat di kota bekas koloni Inggris ini. Bukan hanya antara aparat dan pendemo tetapi juga antara warga dan pendemo.
Sebagaimana dikabarkan AFP, seorang perwira polisi di Hong Kong terekam menembaki pendemo yang mengenakan topeng dengan pistol. Penembakan itu dilakukan dari jarak yang sangat dekat, di sebuah distrik di Sai Wan Ho.
Beberapa jam setelahnya, beredar video kekerasan lain terkait seorang pria yang dikabarkan dibakar hidup-hidup oleh pengunjuk rasa. Kejadian ini terjadi di stasiun kereta bawah tanah Ma On Shan di New Territories.
Dalam rekaman yang dimuat CNN International, kejadian ini berawal dari adu mulut antara pria tersebut dan pendemo. Para pendemo terlihat meneriakkan kata-kata yang mengusir pria paruh baya tersebut untuk kembali ke China daratan.
Korban pun mencoba membalas pendemo dengan mengatakan "kalian semua bukan orang China". Setelahnya ia pun dikeroyok, disiram dengan cairan yang mudah terbakar dan disulut api.
Kini demonstran yang ditembak polisi dan pria yang terbakar oleh demonstran tengah dirawat di rumah sakit setempat. Keduanya dikabarkan dalam kondisi kritis.
Demonstrasi di Hong Kong sudah terjadi lima bulan. Akibat demo, kota ini kini berada dalam resesi karena pertumbuhan ekonomi dua kuartalan bertutur-turut yang negatif dalam satu tahun.
Pada tiga bulan ketiga tahun ini, perekonomian Hong Kong diketahui membukukan kontraksi sebesar 3,2% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ). Pada kuartal II-2019 perekonomian Hong Kong sudah terkontraksi sebesar 0,4%.
Sementara itu, pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan kekerasan yang terus mengguncang bekas koloni Inggris itu, sudah melampaui tuntutan para demonstran.
"Demonstran sudah menjadi musuh rakyat," tulis Reuters mengutip Lam.
(sef/sef) Next Article Demo Belum Reda, China Copot Pejabat Penting di Hong Kong
Most Popular