
Hong Kong Membara, Dana Asing Kabur dari RI Setengah Triliun
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
11 November 2019 17:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada penutupan perdagangan hari ini (11/11/2019) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,47% ke level 6.148,74 indeks poin dan penanam modal asing memilih mundur dari pasar saham Indonesia.
Undur dirinya investor asing seiring dengan kondisi politik Hong Kong yang memanas dan investor yang memilih untuk mengambil sikap wait and see terkait kelanjutan friksi dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Hari ini investor asing membukukan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 348,59 miliar dari pasar reguler dan Rp 524,75 miliar. Ini berarti sepanjang bulan November, net sell yang dicatatkan investor asing sebesar Rp 3,17 triliun.
Emiten yang banyak dilego investor asing di antaranya PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk/INKP (Rp 183,03 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 180,21 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 66,02 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 32,98 miliar), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 32,7 miliar).
Pada pagi hari ini, seorang perwira polisi Hong Kong terekam video sedang menembak pendemo yang mengenakan topeng. Polisi itu juga terlihat memukul salah seorang pendemo, di mana video tersebut menyebar luas melalui sosial media Facebook.
Seorang sumber dari pihak kepolisian telah mengkonfirmasi hal itu kepada AFP. Ia juga mengatakan pihak kepolisian Hong Kong akan mengeluarkan pernyataan terkait hal ini.
Kejadian mengerikan ini berlangsung setelah sebelumnya pada hari Jumat demo menelan seorang korban jiwa, yaitu seorang siswa berusia 22 tahun. Diduga penyebab kematiannya adalah cedera akibat jatuh pada saat bentrokan pekan sebelumnya.
Aksi demo yang sudah berlangsung lebih dari 5 bulan tersebut menjadi salah satu penyebab laju perekonomian Hong Kong membukukan kontraksi pada dua kuartal terakhir.
Pada Kamis (31/10/2019), Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong merilis pembacaan awal untuk data pertumbuhan ekonomi periode kuartal III-2019. Pada tiga bulan ketiga tahun ini, perekonomian Hong Kong diketahui membukukan kontraksi sebesar 3,2% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ). Padahal di kuartal II-2019, ekonomi Hong Kong sudah tumbuh negatif 0,4% QoQ.
Selain itu, katalis lain yang membuat penanam modal asing mundur dari pasar domestik adalah sanggahan Washington bahwa pihaknya tidak pernah memberikan persetujuan terkait penghapusan tarif seperti yang diklaim oleh Beijing.
Presiden AS Donald Trump pada Jumat pekan lalu (8/11/2019) membantah klaim pihak China dan bahkan Trump mengatakan klaim tersebut adalah kemunduran bagi perdamaian perang dagang.
"Mereka [China] ingin mengalami kemunduran [kesepakatan]. Saya belum menyetujui apa pun [soal tarif]," katanya kepada wartawan sebelum meninggalkan Gedung Putih dalam perjalanan ke Georgia, dilansir CNBC International.
"[Langkah] China ini sedikit kemunduran, bukan kemunduran total karena mereka tahu saya tidak akan melakukannya [pembatalan tarif]," tambah Trump.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Empat Faktor Ini Bakal Jadi Sentimen Kuat Pasar di Kuartal II
Undur dirinya investor asing seiring dengan kondisi politik Hong Kong yang memanas dan investor yang memilih untuk mengambil sikap wait and see terkait kelanjutan friksi dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Hari ini investor asing membukukan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 348,59 miliar dari pasar reguler dan Rp 524,75 miliar. Ini berarti sepanjang bulan November, net sell yang dicatatkan investor asing sebesar Rp 3,17 triliun.
Emiten yang banyak dilego investor asing di antaranya PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk/INKP (Rp 183,03 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 180,21 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 66,02 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 32,98 miliar), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 32,7 miliar).
Pada pagi hari ini, seorang perwira polisi Hong Kong terekam video sedang menembak pendemo yang mengenakan topeng. Polisi itu juga terlihat memukul salah seorang pendemo, di mana video tersebut menyebar luas melalui sosial media Facebook.
Seorang sumber dari pihak kepolisian telah mengkonfirmasi hal itu kepada AFP. Ia juga mengatakan pihak kepolisian Hong Kong akan mengeluarkan pernyataan terkait hal ini.
Kejadian mengerikan ini berlangsung setelah sebelumnya pada hari Jumat demo menelan seorang korban jiwa, yaitu seorang siswa berusia 22 tahun. Diduga penyebab kematiannya adalah cedera akibat jatuh pada saat bentrokan pekan sebelumnya.
Aksi demo yang sudah berlangsung lebih dari 5 bulan tersebut menjadi salah satu penyebab laju perekonomian Hong Kong membukukan kontraksi pada dua kuartal terakhir.
Pada Kamis (31/10/2019), Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong merilis pembacaan awal untuk data pertumbuhan ekonomi periode kuartal III-2019. Pada tiga bulan ketiga tahun ini, perekonomian Hong Kong diketahui membukukan kontraksi sebesar 3,2% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ). Padahal di kuartal II-2019, ekonomi Hong Kong sudah tumbuh negatif 0,4% QoQ.
Selain itu, katalis lain yang membuat penanam modal asing mundur dari pasar domestik adalah sanggahan Washington bahwa pihaknya tidak pernah memberikan persetujuan terkait penghapusan tarif seperti yang diklaim oleh Beijing.
Presiden AS Donald Trump pada Jumat pekan lalu (8/11/2019) membantah klaim pihak China dan bahkan Trump mengatakan klaim tersebut adalah kemunduran bagi perdamaian perang dagang.
"Mereka [China] ingin mengalami kemunduran [kesepakatan]. Saya belum menyetujui apa pun [soal tarif]," katanya kepada wartawan sebelum meninggalkan Gedung Putih dalam perjalanan ke Georgia, dilansir CNBC International.
"[Langkah] China ini sedikit kemunduran, bukan kemunduran total karena mereka tahu saya tidak akan melakukannya [pembatalan tarif]," tambah Trump.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Empat Faktor Ini Bakal Jadi Sentimen Kuat Pasar di Kuartal II
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular