
Fokus Lunasi Kewajiban, Hanson Tunda Rights Issue Rp 9 T
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
08 November 2019 19:21

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Hanson International Tbk (MYRX) menunda rencana pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD/rights issue) senilai Rp 8,8 triliun. Perusahaan diminta untuk menyelesaikan pelunasan pinjaman dana individu hingga 2020.
"Tapi OJK minta pinjaman diselesaikan baru rights issue. Nanti baru dilanjutkan rights issue," kata Direktur Hanson Rony Agung Susena, Jumat (8/11/2019).
Semula perusahaan berencana meminta persetujuan untuk HMETD pada RUPS Rabu, 13 November 2019 mendatang. Rony menegaskan perusahaan akan fokus menyelamatkan perusahaan, dan menenangkan semua pihak.
Apalagi Satgas Waspada Investasi telah meminta perusahaan untuk segera menyelesaikan pinjamn tersebut, sesuai dengan masa jatuh tempo.
"Setelah ini selesai, kami harap tidak sampai akhir 2020. Jadi right issue kami tidak terganggu," katanya.
Perusahaan akan membayar pelunasan pinjaman sesuai dengan waktu jatuh tempo. Satgas Waspada Investasi pun sudah menyetujui opsi yang diajukan perseroan. Perusahaan harus melunasi pinjaman senilai Rp 2,5 triliun.
Rony mengatakan sebelumnya Satgas Waspada Investasi mengharuskan perusahaan melunasi pinjaman tersebut pada Desember 2019. Namun permintaan Satgas menurut Rony terlalu berat bagi perusahaan, apalagi masih ada yang jatuh tempo pada Oktober 2020.
"Kan tidak sesuai perjanjian, ada yang jatuh tempo pada Oktober 2020, masa kami harus melunasi serta bunga-bunganya," kata Rony.
Perusahaan juga mengandalkan pemasukan dari penjualan rumah di beberapa proyek yang tengah berlangsung, yakni Forest Hill, Citra Maja Raya, dan Millenum City. Perusahaan pun memiliki cadangan uang muka tanah, yang bisa digunakan kembali untuk tanah yang belum terealisasi.
"Pembebasan lahan untuk puluhan hektar kan tidak mudah," katanya.
Hanson juga memastikan semua pinjaman telah tercatat, dan dipastikan tidak ada yang gagal bayar. Perusahaan pun dalam posisi yang solid, dan aman, terutama untuk investasi jangka panjang.
(dob/dob) Next Article Intip Kota Terpadu Citra Maja Raya Seluas 2.600 hektar
"Tapi OJK minta pinjaman diselesaikan baru rights issue. Nanti baru dilanjutkan rights issue," kata Direktur Hanson Rony Agung Susena, Jumat (8/11/2019).
Semula perusahaan berencana meminta persetujuan untuk HMETD pada RUPS Rabu, 13 November 2019 mendatang. Rony menegaskan perusahaan akan fokus menyelamatkan perusahaan, dan menenangkan semua pihak.
Apalagi Satgas Waspada Investasi telah meminta perusahaan untuk segera menyelesaikan pinjamn tersebut, sesuai dengan masa jatuh tempo.
"Setelah ini selesai, kami harap tidak sampai akhir 2020. Jadi right issue kami tidak terganggu," katanya.
Perusahaan akan membayar pelunasan pinjaman sesuai dengan waktu jatuh tempo. Satgas Waspada Investasi pun sudah menyetujui opsi yang diajukan perseroan. Perusahaan harus melunasi pinjaman senilai Rp 2,5 triliun.
Rony mengatakan sebelumnya Satgas Waspada Investasi mengharuskan perusahaan melunasi pinjaman tersebut pada Desember 2019. Namun permintaan Satgas menurut Rony terlalu berat bagi perusahaan, apalagi masih ada yang jatuh tempo pada Oktober 2020.
"Kan tidak sesuai perjanjian, ada yang jatuh tempo pada Oktober 2020, masa kami harus melunasi serta bunga-bunganya," kata Rony.
Perusahaan juga mengandalkan pemasukan dari penjualan rumah di beberapa proyek yang tengah berlangsung, yakni Forest Hill, Citra Maja Raya, dan Millenum City. Perusahaan pun memiliki cadangan uang muka tanah, yang bisa digunakan kembali untuk tanah yang belum terealisasi.
"Pembebasan lahan untuk puluhan hektar kan tidak mudah," katanya.
Hanson juga memastikan semua pinjaman telah tercatat, dan dipastikan tidak ada yang gagal bayar. Perusahaan pun dalam posisi yang solid, dan aman, terutama untuk investasi jangka panjang.
(dob/dob) Next Article Intip Kota Terpadu Citra Maja Raya Seluas 2.600 hektar
Most Popular