PDB Tumbuh 5,02%, Wamenkeu: Masih Banyak yang Lebih Rendah
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
06 November 2019 11:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebesar 5,02% pada triwulan III-2019, terbilang masih lebih baik dibandingkan dengan negara lain.
Menurut Suahasil, pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,02% bukan merupakan pertumbuhan yang rendah. Sehingga harus bisa memberikan optimisme negara untuk bisa menggerakkan ekonomi Indonesia.
Kendati demikian, Suahasil melihat bahwa penurunan pertumbuhan ekonomi di Indonesia bukan merupakan level yang terparah.
"Banyak negara lain penurunannya lebih stick dan levelnya lebih besar. Bahkan Tiongkok di level 6% turunnya. Kalau turunnya 10% sampai 11% turunnya ke level 6%. Jika dibandingkan dengan Indonesia, Indonesia bisa steady pada level 5%," paparnya di Indonesia Banking Expo 2019 di Hotel Fairmont Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Maka dari itu, pekerjaan rumah (PR) utama pemerintah ke depan adalah bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi atau bahkan bisa ditingkatkan lagi.
"PR kita untuk memastikan investor yang sudah masuk dia nyaman dengan kebijakan ekonomi di Indonesia. Nomer dua, FDI [Foreign Direct Investment] kita mesti bicara iklim investasi dan tersedianya infrastruktur dan adanya regulasi yang baik, untuk menciptakan dan mendukung iklim dunia usaha," kata Suahasil.
Di samping itu, jalur perdagangan juga harus diperhatikan. Pasalnya apabila pertumbuhan dunia menurun, maka berimbas pada perdagangan dunia secara keseluruhan, termasuk di Indonesia.
"Permintaan ekspor dari Indonesia juga menurun. Ini juga yang terlihat pada triwulan III-2019 terakhir yang tertekan. Ekspor kita praktis 0% flat pertumbuhan tahunannya. Di sisi lain impor content yang lumayan, juga terkena imbasnya. Tiga jalur ini yang harus diperhatikan dengan serius antar stakeholder, karena dampaknya kepada pertumbuhan ekonomi domestik," ungkapnya.
(dru) Next Article Loyo! PDB Kuartal IV-2019 Tumbuh 4,97%, Terendah Sejak 2016
Menurut Suahasil, pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,02% bukan merupakan pertumbuhan yang rendah. Sehingga harus bisa memberikan optimisme negara untuk bisa menggerakkan ekonomi Indonesia.
Kendati demikian, Suahasil melihat bahwa penurunan pertumbuhan ekonomi di Indonesia bukan merupakan level yang terparah.
![]() |
Maka dari itu, pekerjaan rumah (PR) utama pemerintah ke depan adalah bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi atau bahkan bisa ditingkatkan lagi.
"PR kita untuk memastikan investor yang sudah masuk dia nyaman dengan kebijakan ekonomi di Indonesia. Nomer dua, FDI [Foreign Direct Investment] kita mesti bicara iklim investasi dan tersedianya infrastruktur dan adanya regulasi yang baik, untuk menciptakan dan mendukung iklim dunia usaha," kata Suahasil.
Di samping itu, jalur perdagangan juga harus diperhatikan. Pasalnya apabila pertumbuhan dunia menurun, maka berimbas pada perdagangan dunia secara keseluruhan, termasuk di Indonesia.
"Permintaan ekspor dari Indonesia juga menurun. Ini juga yang terlihat pada triwulan III-2019 terakhir yang tertekan. Ekspor kita praktis 0% flat pertumbuhan tahunannya. Di sisi lain impor content yang lumayan, juga terkena imbasnya. Tiga jalur ini yang harus diperhatikan dengan serius antar stakeholder, karena dampaknya kepada pertumbuhan ekonomi domestik," ungkapnya.
(dru) Next Article Loyo! PDB Kuartal IV-2019 Tumbuh 4,97%, Terendah Sejak 2016
Most Popular