Airlangga: RCEP Blok Perdagangan Terbesar, Lebih dari Eropa

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
04 November 2019 14:49
Perdagangan bebas 16 negara dianggap yang terbesar.
Foto: Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi. (Biro Pers Setpres RI)
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan bebas 16 negara yang sedang diramu dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) mendapati batu sandungan. Negara penting seperti India belum mencapai kata sepakat terkait kepentingannya. Selain Indonesia, negara-negara lain menilai India penting untuk ikut bersama dalam RCEP.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah China juga menyatakan pentingnya India untuk ikut memfinalisasi RCEP. Apalagi RCEP digadang-gadang akan menjadi blok perdagangan bebas terbesar.

"Memang kalau kita lihat, RCEP adalah blok terbesar melebihi Uni Eropa (EU). EU itu PDB (total negara anggota) kira-kira US$18 triliun, kalau PDB RCEP itu US$27 triliun, sedangkan TPP (Trans Pacific Partnership) itu US$11 triliun," kata Airlangga dikutip dari laman Setkab, Senin (4/11).

Dari sisi volume perdagangan, dari 16 negara calon anggota RECP mencapai US$11,5 triliun, sedangkan EU US$12,5 dan TPP US$5,8 triliun.

"Kalau kita bicara penduduk, RCEP ini 3,6 miliar jiwa jadi tentu jauh lebih besar daripada EU dan PBB. Oleh karena itu, tadi hampir seluruh pemimpin itu mendorong agar perundingan ini bisa difinalisasi," kata Airlangga.

Sementara Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengemukakan, memang India berkeinginan untuk masuk ke RCEP, karena ASEAN merupakan mitra yang terpenting bagi India.



"RCEP ini masih berlangsung (perundingan). Nanti saya juga akan masih berunding lagi dengan menteri-menteri seluruh member RCEP ini," kata Agus seraya menambahkan, mudah-mudahan pada Senin (4/11) ini masalah RCEP banyak kemajuan hasilnya.

Pembahasan RCEP sempat dibahas di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke 35 ASEAN di Bangkok, Thailand. RCEP melibatkan 10 negara di Asia Tenggara dengan enam mitra perdagangan bebas itu masih menemui masalah 'kritikal'.

"Yang kritikal itu memang India, yang pending itu isu service maupun investment, tetapi sudah ada titik terang," kata Airlangga Hartanto.
(hoi/hoi) Next Article Mendag Agus Ungkap Penyebab India Rumit Masuk RCEP

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular