
Ratifikasi IA-CEPA
Mobil SUV Laris di Australia, Made in Indonesia?
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
10 February 2020 15:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan bebas komprehensif antara Indonesia-Australia atau IA-CEPA yang sudah diratifikasi ditargetkan bisa menguntungkan Indonesia terutama dalam penetrasi pasar tekstil hingga otomotif.
"Tentu diharapkan dengan adanya IA-CEPA ini walaupun bea masuknya akan diturunkan rata-rata dari 5% menjadi 0%. Itu yang akan bisa didorong adalah: Satu, Tekstil. Kedua, Otomotif," kata Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pernyataan resminya, Senin (10/2).
Airlangga mengatakan sektor otomotif di Australia mempunyai demand sebesar US$ 1,1 miliar dan produk-produk kendaraan komersial seperti truk ataupun SUV sangat diminati.
"Nah, sekarang Indonesia ini sendiri mempunyai kapasitas, tinggal kita bicara dengan produsen-produsen yang di Indonesia sedang di dalam proses supaya bagaimana kita bisa mempercepat tidak hanya yang tercantum di dalam IA-CEPA kan lebih utamanya kepada hybrid dan electric vehicle," katanya.
Apakah mobil buatan Indonesia sudah penetrasi pasar ke Australia?
Pemain utama otomotif di Indonesia, Toyota tak hanya melakukan penetrasi pasar ke luar negeri atau pasar ekspor. Beberapa produk SUV yang diekspor antara lain Toyota Fortuner. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) selaku produsen telah mengekspor Toyota Fortuner: Bahrain, Brunei, Laos, Myanmar, Kuwait, Oman, Filipina, Saudi Arabia, Tahiti, UEA, Yaman, Vietnam, dan lainnya, tapi belum masuk ke pasar Australia.
"Saat ini belum ada produk Toyota buatan Indonesia yang masuk pasar Australia," kata Corporate Public Relations Manager TMMIN Ika Astri Kristi, kepada CNBC Indonesia, Senin (10/2).
Setiap negara memang punya standar produk dan kualitas keamanan tersendiri, termasuk Australia. Standar yang ditetapkan Indonesia dan negara-negara lainnya belum tentu cocok dengan Negeri Kanguru tersebut, yang terkenal ketat ini.
(hoi/hoi) Next Article IA-CEPA Jadi Jurus Atasi Resesi Global
"Tentu diharapkan dengan adanya IA-CEPA ini walaupun bea masuknya akan diturunkan rata-rata dari 5% menjadi 0%. Itu yang akan bisa didorong adalah: Satu, Tekstil. Kedua, Otomotif," kata Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pernyataan resminya, Senin (10/2).
Airlangga mengatakan sektor otomotif di Australia mempunyai demand sebesar US$ 1,1 miliar dan produk-produk kendaraan komersial seperti truk ataupun SUV sangat diminati.
"Nah, sekarang Indonesia ini sendiri mempunyai kapasitas, tinggal kita bicara dengan produsen-produsen yang di Indonesia sedang di dalam proses supaya bagaimana kita bisa mempercepat tidak hanya yang tercantum di dalam IA-CEPA kan lebih utamanya kepada hybrid dan electric vehicle," katanya.
Apakah mobil buatan Indonesia sudah penetrasi pasar ke Australia?
Pemain utama otomotif di Indonesia, Toyota tak hanya melakukan penetrasi pasar ke luar negeri atau pasar ekspor. Beberapa produk SUV yang diekspor antara lain Toyota Fortuner. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) selaku produsen telah mengekspor Toyota Fortuner: Bahrain, Brunei, Laos, Myanmar, Kuwait, Oman, Filipina, Saudi Arabia, Tahiti, UEA, Yaman, Vietnam, dan lainnya, tapi belum masuk ke pasar Australia.
"Saat ini belum ada produk Toyota buatan Indonesia yang masuk pasar Australia," kata Corporate Public Relations Manager TMMIN Ika Astri Kristi, kepada CNBC Indonesia, Senin (10/2).
Setiap negara memang punya standar produk dan kualitas keamanan tersendiri, termasuk Australia. Standar yang ditetapkan Indonesia dan negara-negara lainnya belum tentu cocok dengan Negeri Kanguru tersebut, yang terkenal ketat ini.
(hoi/hoi) Next Article IA-CEPA Jadi Jurus Atasi Resesi Global
Most Popular