Aramco Mau IPO, Investasi Kilang Cilacap Jangan Sampai Lepas!

Gustidha Budiartie & Anisatul Umah, CNBC Indonesia
04 November 2019 11:56
Momen IPO Saudi Aramco harus bisa dimanfaatkan RI untuk mempertegas status investasi kilang Cilacap
Foto: REUTERS/Hamad I Mohammed
Jakarta, CNBC Indonesia- Perusahaan minyak raksasa Arab Saudi bakal melantai di pasar saham bulan depan. IPO Saudi Aramco disebut-sebut bakal jadi pelepasan saham perdana terbesar di dunia mengingat aset yang mereka miliki.

Menurut beberapa sumber seperti diberitakan media milik pemerintah, Al-Arabiya, Aramco berencana mengumumkan kisaran harga IPO pada 17 November, dan akan mulai tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Tadawul (Saudi Stock Exchange Tadawul), Arab Saudi, pada 11 Desember.

Mengutip CNBC International, IPO dari perusahaan minyak pelat merah Arab Saudi ini memiliki nilai estimasi kapitalisasi pasar (market capitalization/market cap) sekitar US$ 2 triliun dan akan menjadi IPO terbesar di dunia. Nilai itu setara dengan Rp 28.000 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).

Sumber dari Reuters menyebutkan, kemungkinan Aramco akan melepas 1 - 2% sahamnya di bursa lokal, diperkirakan bisa mendapatkan dana segar sebanyak US$ 20 miliar - US$40 miliar.



Aramco Mau IPO, Investasi Kilang Cilacap Jangan Sampai Lepas!Foto: Infografis/Saudi Aramco Cetak Laba Terbesar Sedunia/Edward Ricardo


Artinya, dengan dana segar tersebut Aramco bakal mudah untuk menyiram investasi migas ke beberapa negara dan Indonesia semestinya masuk dalam daftar. Ini mengingat, sudah 5 tahun janji investasi Aramco untuk membangun kilang Cilacap tak kunjung terealisasi.

Informasi yang diterima CNBC Indonesia, selepas IPO Aramco bakal fokus investasi ke negara-negara yang telah jelas menjalin bisnis dengan pelat merah migas Arab Saudi tersebut. Misalnya dengan Malaysia yang dalam setahun sudah menjalin hubungan mesra dengan mereka.

Aramco punya dua proyek yang sudah berjalan dengan Malaysia, yakni proyek kilang bernilai US$ 7 miliar dan proyek instalasi fasilitas migas lepas laut. Keduanya dipastikan bernilai miliaran dolar.

Nilai ini lebih besar dibanding nilai investasi RDMP Kilang Cilacap US$ 5,66 miliar yang mentok di tawar menawar dalam 5 tahun terakhir. Selain soal harga, beberapa hal seperti kepastian hukum dalam investasi menjadi pertimbangan Aramco sebelum menanamkan duit di proyek ini.

Aramco Mau IPO, Investasi Kilang Cilacap Jangan Sampai Lepas!Foto: Kilang Minyak Cilacap. Kilang Cilacap merupakan kilang minyak terbesar di Indonesia dengan kapasitas mencapai 348 ribu barel/hari atau 33,4% dari total kapasitas kilang nasional. (CNBC Indonesia/Gustidha Budiarti)


Mentok 5 Tahun, Butuh Lebih dari Pertamina Turun Tangan!
Tawar menawar nilai investasi sudah berjalan dalam 5 tahun, selama ini Pertamina ditugaskan untuk selesaikan secara business to business dengan Aramco. Tapi toh, 5 tahun tak kunjung kelar.

Beberapa syarat yang diminta Aramco harus bolak-balik dibicarakan oleh Pertamina dengan kementerian ESDM dan bahkan sampai rapat di kantor Menteri Koordinator Perekonomian untuk mendapat persetujuan. Ini bisa makan waktu sampai berbulan-bulan, bahkan hitungan tahun.

Presiden Joko Widodo bahkan sudah sampai turun tangan menemui Putra Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman pada Juli lalu di KTT G20 Jepang. Hasilnya diputuskan untuk membuat tim independen yang terdiri dari berbagai kementerian untuk tuntaskan masalah ini.

Toh hasilnya lagi-lagi hanya perpanjangan Joint Venture Development Agreement antara Pertamina dengan Saudi Aramco yang sedianya akan berakhir di akhir Juni 2019, diperpanjang sampai akhir September 2019. Lalu diperpanjang lagi sampai Oktober 2019.

Terakhir, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menargetkan paling tidak penandatanganan kerjasama sudah bisa dilakukan tahun ini. "Paling nggak sudah bisa start, tapi memang harus bisa di-solve antara dua pihak," ungkapnya di Kementerian ESDM, Jumat, (1/11/2019).

Terkait valuasi, menurutnya belum selesai, namun angkanya sudah ada. "Tapi nanti detailnya tanya Pertamina," imbuhnya.

Tarik ulur soal nilai investasi Saudi Aramco, perusahaan minyak raksasa asal Arab, untuk membangun kilang Cilacap memang alot. Arifin mengatakan kerjasama ini masih akan dilakukan dengan Aramco. "Kecuali Aramco nggak mau, opsi lain belum ada," paparnya.

Menanggapi progress Pertamina yang masih saja stagnan, Arifin mengaku akan terus mendorong agar segera terjalin kesepakatan. Sementara untuk pembebasan lahannya saat ini sudah selesai.

"Dukungan pemerintah kita dukung kita dorong, dorong dan dukung, sekarang masalahnya apa yg memang bisa kita dukung. untuk mempercepat," jelasnya.

[Gambas:Video CNBC]



(gus/gus) Next Article Pertamina Gak Apa-apa Digantung Arab Terus Soal Kilang?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular