
Suramnya Sepakbola Italia, Tempat 'Mainan Baru' Orang Kaya RI
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 October 2019 14:48

Jadi, pada dekade 1980-an hingga awal 2000-an bisa dibilang kiblat sepakbola dunia adalah Italia. Pemain-pemain top dunia berkumpul di sana, membuat Serie A sebagai tujuan utama.
Jadi wajar saja rekor transfer termahal dunia kala itu didominasi oleh klub-klub Italia. Gianluigi Lentini, Ronaldo, Christian Vieri, Hernan Crespo, semuanya menjadi pemain termahal dunia kala berlaga di Italia.
Namun semua itu berubah 180 derajat mulai pertengahan 2006. Ketika itu, terjadi skandal pengaturan skor yang akrab disebut calciopoli. Skandal itu melibatkan klub-klub besar seperti Juventus, AC Milan, Lazio, sampai Fiorentina. Juventus dijatuhi hukuman paling berat, dipaksa turun kelas ke Serie B.
Sejak saat itu sampai sekarang, pamor sepakbola Italia belum kembali. Pemain-pemain top dunia tidak lagi menjadikan bermain Italia sebagai puncak karier.
Posisi itu diambil alih oleh Liga Primer Inggris dan La Liga Spanyol. Mengutip data Transfermrkt, valuasi Liga Primer saat ini adalah EUR 9,12 miliar (Rp 142,96 triliun). La Liga berada di posisi kedua dengan valuasi EUR 6,15 miliar (Rp 96,4 triliun), dan Serie A berada di peringkat ketiga dengan nilai EUR 5,17 miliar (Rp 81,04 triliun).
Baca: Selamat Datang, Liga Termahal Dunia!
Bintang-bintang yang datang ke Italia pun kebanyakan sudah berstatus expired. Tidak ada lagi pemain bintang dalam usia prima mau ke Italia.
Cerita Ronaldo yang ngambek di Barcelona gegara ingin pindah ke Inter adalah sesuatu mustahil terjadi saat ini. Kalau, misalnya, Lionel Messi yang sedang dalam usia emas mau pindah dari Barcelona ke Inter, mungkin perlu diperiksa kesehatan jiwanya.
Oleh karena itu, pilihan orang terkaya Indonesia untuk memilih Italia sebagai tempat 'mainan baru' bisa dibilang unik. Bukan hanya memilih Como (klub antar-berantah yang bermain di Serie C), tetapi menjadikan Italia sebagai tujuan pun seperti ketinggalan zaman...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/dru)
Jadi wajar saja rekor transfer termahal dunia kala itu didominasi oleh klub-klub Italia. Gianluigi Lentini, Ronaldo, Christian Vieri, Hernan Crespo, semuanya menjadi pemain termahal dunia kala berlaga di Italia.
Namun semua itu berubah 180 derajat mulai pertengahan 2006. Ketika itu, terjadi skandal pengaturan skor yang akrab disebut calciopoli. Skandal itu melibatkan klub-klub besar seperti Juventus, AC Milan, Lazio, sampai Fiorentina. Juventus dijatuhi hukuman paling berat, dipaksa turun kelas ke Serie B.
Posisi itu diambil alih oleh Liga Primer Inggris dan La Liga Spanyol. Mengutip data Transfermrkt, valuasi Liga Primer saat ini adalah EUR 9,12 miliar (Rp 142,96 triliun). La Liga berada di posisi kedua dengan valuasi EUR 6,15 miliar (Rp 96,4 triliun), dan Serie A berada di peringkat ketiga dengan nilai EUR 5,17 miliar (Rp 81,04 triliun).
Baca: Selamat Datang, Liga Termahal Dunia!
Bintang-bintang yang datang ke Italia pun kebanyakan sudah berstatus expired. Tidak ada lagi pemain bintang dalam usia prima mau ke Italia.
Cerita Ronaldo yang ngambek di Barcelona gegara ingin pindah ke Inter adalah sesuatu mustahil terjadi saat ini. Kalau, misalnya, Lionel Messi yang sedang dalam usia emas mau pindah dari Barcelona ke Inter, mungkin perlu diperiksa kesehatan jiwanya.
Oleh karena itu, pilihan orang terkaya Indonesia untuk memilih Italia sebagai tempat 'mainan baru' bisa dibilang unik. Bukan hanya memilih Como (klub antar-berantah yang bermain di Serie C), tetapi menjadikan Italia sebagai tujuan pun seperti ketinggalan zaman...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/dru)
Pages
Most Popular