
RI Dilibas Vietnam, Jokowi Rapat Tiap Minggu, Hasilnya Apa?
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
17 October 2019 12:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada September 2019 lalu, delegasi Bank Dunia menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memberitahukan soal kalahnya daya saing Indonesia dari Vietnam. Ini membuat Jokowi melakukan rapat peningkatan daya saing investasi tiap pekan.
Seperti diketahui, dalam laporannya ke Jokowi, Bank Dunia menyebutkan ada sekitar 33 perusahaan yang memutuskan untuk hengkang dari China. Namun tujuan mereka pergi bukanlah ke Indonesia, melainkan ke negara-negara tetangga seperti Malaysia, hingga Vietnam.
"Jadi seperti ketahui sejak Bank Dunia mengunjungi Presiden Jokowi di awal September, kita praktis sidang kabinet tiap minggu mengenai terobosan kebijakan untuk dongkrak kembali daya saing investasi kita. Program sudah siap. Tinggal tunggu kabinet baru untuk langsung lari, langsung ngebut dengan program yang sudah disusun," papar Kepala BKPM Thomas Lembong di BSD, Kamis (17/10/2019).
Dalam rapat-rapat yang dilakukan, peningkatan daya saing sumber daya manusia (SDM) menjadi fokus. Lembong mengungkapkan, pasar tenaga kerja di Indonesia terlalu kaku dan keterampilan vokasinya kurang.
Baca juga: Kalah dari Malaysia-Vietnam, Jokowi Pun Semprot Menteri
"Terlalu banyak pekerja kita terjebak di sektor informal. Reformasi yang bisa diterapkan seperti bantuan sosial, jaminan sosial, subsidi untuk latihan vokasi supaya pekerja kita bisa naik kelas. Supaya produktivitas bisa lebih tinggi. Itu salah satu program besar kita di periode kedua," papar Lembong.
Menurutnya, Indonesia masih kekurangan perguruan tinggi yang berkualitas. Kemudian Indonesia juga kekurangan insinyur, dokter, teknisi dan pelaku riset.
"Yang sudah ada harus tambah terampil lagi. Untuk itu kita mau mengundang misalnya universitas internasional untuk masuk ke sini, supaya orang kita tidak usah jauh-jauh ke sana. Sudah dilakukan Vietnam 15 tahun yang lalu. Sudah dilakukan Malaysia 15 tahun lalu. Sudah waktunya kita juga melakukannya," katanya.
(wed/wed) Next Article Daya Saing Dilibas Vietnam, RI Minim Insinyur Hingga Dokter
Seperti diketahui, dalam laporannya ke Jokowi, Bank Dunia menyebutkan ada sekitar 33 perusahaan yang memutuskan untuk hengkang dari China. Namun tujuan mereka pergi bukanlah ke Indonesia, melainkan ke negara-negara tetangga seperti Malaysia, hingga Vietnam.
"Jadi seperti ketahui sejak Bank Dunia mengunjungi Presiden Jokowi di awal September, kita praktis sidang kabinet tiap minggu mengenai terobosan kebijakan untuk dongkrak kembali daya saing investasi kita. Program sudah siap. Tinggal tunggu kabinet baru untuk langsung lari, langsung ngebut dengan program yang sudah disusun," papar Kepala BKPM Thomas Lembong di BSD, Kamis (17/10/2019).
Baca juga: Kalah dari Malaysia-Vietnam, Jokowi Pun Semprot Menteri
"Terlalu banyak pekerja kita terjebak di sektor informal. Reformasi yang bisa diterapkan seperti bantuan sosial, jaminan sosial, subsidi untuk latihan vokasi supaya pekerja kita bisa naik kelas. Supaya produktivitas bisa lebih tinggi. Itu salah satu program besar kita di periode kedua," papar Lembong.
Menurutnya, Indonesia masih kekurangan perguruan tinggi yang berkualitas. Kemudian Indonesia juga kekurangan insinyur, dokter, teknisi dan pelaku riset.
"Yang sudah ada harus tambah terampil lagi. Untuk itu kita mau mengundang misalnya universitas internasional untuk masuk ke sini, supaya orang kita tidak usah jauh-jauh ke sana. Sudah dilakukan Vietnam 15 tahun yang lalu. Sudah dilakukan Malaysia 15 tahun lalu. Sudah waktunya kita juga melakukannya," katanya.
(wed/wed) Next Article Daya Saing Dilibas Vietnam, RI Minim Insinyur Hingga Dokter
Most Popular