Duh, Karet RI Belum Selamat dari Serangan Jamur Mematikan

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
14 October 2019 19:10
Produksi karet Indonesia masih terkendala serangan jamur.
Foto: Petani karet (REUTERS/Panu Wongcha-um)
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Asosiasi Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Moenardji Soedargo mengungkap jumlah lahan karet yang terserang jamur gugur daun sampai Oktober 2019 telah mencapai 378 ribu hektare. Data ini berasal dari Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan).

"Kita juga nggak tahu tepatnya gimana gitu. Mudah-mudahan nggak meluas," kata Moenardji di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (14/10/2019).

Serangan jamur diduga muncul sejak 2017 silam dan semakin meningkat pada tahun 2019. Akibat serangan jamur, produksi karet tahun 2019 diprediksi mengalami penurunan 500 ribu ton dibanding tahun 2018 yang sempat mencapai 3,7 juta ton.



Sebaran jamur dikaitkan dengan rendahnya harga karet internasional di pasar global. Mayoritas perkebunan karet Indonesia digarap oleh kalangan petani sehingga rendahnya harga di pasar internasional turut mempengaruhi pendapatan para petani.

Dengan kondisi minim pendapatan, petani menjadi tidak maksimal merawat pohon karet yang kemudian menyebabkan sebaran jamur semakin meluas.

"Ini adalah suatu lesson to learn, suatu pengalaman yang harus dipelajari dunia international, pada market. Jangan main-main, harga rendah yang terlalu lama itu telah menyakiti pohon karet dan petani nggak bisa merawat," kata Moenardji.

Pengusaha menaruh perhatian lantaran sebaran jamur dilaporkan semakin meluas di negara-negara tetangga. Ekspor karet alam Indonesia diproyeksikan turun pada tahun ini. Pada semester I-2019 ekspor karet alam turun sebesar 200 ribu ton dibanding periode yang sama tahun 2018.



"Penyakit sudah menyebar. Kami dengar dari International Rubber research Development board di Jogja kemarin sudah menyebar. Di Malaysia pasti sudah ada. Di Thailand, Srilanka, India sudah ada kalau nggak salah. Hati-hati harga terlalu rendah itu dikira kuat terus," kata Moenardji.

Penyerapan pasar domestik dinilai menjadi solusi untuk mengakhiri anomali ini sehingga dapat membantu petani karet. Beberapa potensi penyerapan itu di antaranya pemanfaatan aspal karet, pemanfaatan traffic cone dan bantalan rel kereta berbahan karet alam.
(hoi/hoi) Next Article Ada Serangan Penyakit, Ekspor Karet RI Anjlok 200 Ribu Ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular