
Infrastruktur Terus Dibangun, Kok Daya Saing RI Malah Turun?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 October 2019 05:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Infrastruktur dibangun untuk meningkatkan daya saing. Pembangunan infrastruktur bertujuan untuk memangkas biaya ekonomi dan menciptakan efisiensi. Hasilnya adalah ekonomi yang berdaya saing, bisa berkompetisi dengan negara-negara lainnya.
Itulah mengapa salah satu fokus utama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah pembangunan infrastruktur. Sejak kali masa kampanye lima tahun lalu, eks gubernur DKI Jakarta itu selalu menekankan pembangunan infrastruktur sebagai 'jualan' utama.
Demi membangun infrastruktur, Jokowi mereformasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Belanja-belanja konsumtif seperti subsidi dipangkas dan dialihkan ke anggaran produktif belanja modal.
Pada 2015, anggaran infrastruktur dalam APBN bernilai Rp 256,1 triliun. Tahun ini, pos tersebut mendapat anggaran Rp 415 triliun.
Sepanjang 2015-2018, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melaporkan sudah membangun 3.432 km jalan nasional. Kemudian jalan tol baru yang sudah terbangun mencapai 941 km.
Pemerintah juga telah membangun 55 bendungan dan jaringan irigasi yang mengairi 865.389 ha lahan pertanian. Embung pun sudah terbangun sebanyak 942 unit.
Lalu ada jembatan yang sudah terbangun sepanjang 41.063 m. Sedangkan untuk jembatan gantung, sudah terpasang 164 unit.
Akan tetapi, kabar kurang sedap datang dari World Economic Forum. Dalam laporan Global Competitiveness Report 2019, Indonesia berada di peringkat 50 dari 141 negara. Turun lima setrip dibandingkan tahun sebelumnya.
Lho, bukankah pembangunan infrastruktur semestinya meningkatkan daya saing? Kok daya saing Indonesia malah dinilai turun?
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Itulah mengapa salah satu fokus utama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah pembangunan infrastruktur. Sejak kali masa kampanye lima tahun lalu, eks gubernur DKI Jakarta itu selalu menekankan pembangunan infrastruktur sebagai 'jualan' utama.
Demi membangun infrastruktur, Jokowi mereformasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Belanja-belanja konsumtif seperti subsidi dipangkas dan dialihkan ke anggaran produktif belanja modal.
Sepanjang 2015-2018, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melaporkan sudah membangun 3.432 km jalan nasional. Kemudian jalan tol baru yang sudah terbangun mencapai 941 km.
Pemerintah juga telah membangun 55 bendungan dan jaringan irigasi yang mengairi 865.389 ha lahan pertanian. Embung pun sudah terbangun sebanyak 942 unit.
Lalu ada jembatan yang sudah terbangun sepanjang 41.063 m. Sedangkan untuk jembatan gantung, sudah terpasang 164 unit.
Akan tetapi, kabar kurang sedap datang dari World Economic Forum. Dalam laporan Global Competitiveness Report 2019, Indonesia berada di peringkat 50 dari 141 negara. Turun lima setrip dibandingkan tahun sebelumnya.
Lho, bukankah pembangunan infrastruktur semestinya meningkatkan daya saing? Kok daya saing Indonesia malah dinilai turun?
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Infrastruktur Indonesia Membaik Lho...
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular