Ini Wejangan Sri Mulyani soal Perbedaan, Suku, & Papua

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
02 October 2019 09:28
Sri Mulyani punya kiat tersendiri bagaimana mengajarkan cara menghargai perbedaan.
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani (CNBC Indonesia/Anisatul Umah)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagai seorang lulusan Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN, yang kini berhasil duduk sebagai Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani punya kiat tersendiri bagaimana mengajarkan cara menghargai perbedaan di negara yang kaya akan suku, ras, budaya, dan agama ini.

Saat memberi sambutan di hadapan mahasiswa baru PKN STAN, Sri Mulyani menuturkan, kebudayaan yang berbeda adalah menggambarkan kekuasaan yang luar biasa.

"Saya harap, semua mahasiswa-mahasiswa STAN, baik yang sekarang ini sedang ikut dinamika angkatan pertama awal, namun juga para seniornya, kalian menyadari itu [perbedaan] adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus pelihara, itu titipan kita sebagai umat manusia," ujar Sri Mulyani seperti dikutip dalam video yang diunggah dalam akun facebooknya, Minggu (29/9/2019).


Pasalnya, lanjut Sri Mulyani, masyarakat saat ini banyak yang memaknai perbedaan adalah suatu yang bisa dijadikan sumber perpecahan, seperti yang terjadi di Papua beberapa minggu belakangan.

"Kalian melihat apa yang terjadi di Papua. Hanya karena sikap, kata-kata, dan kemudian menyulut apa yang disebut tindakan persepsi, dan kemudian kecurigaan," kata Sri Mulyani.

Maka dari itu, lanjut Sri Mulyani, bahwa jangan pernah menyamaratakan Indonesia sebagai suatu negara yang hanya memiliki satu suku atau ras saja.

"Jadi jangan punya mimpi dan ilusi bahwa kalian akan tinggal di sebuah negara yang semuanya satu jenis, satu homogen," tutur mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.


Perbedaan itu, lanjut Sri Mulyani merupakan pekerjaan rumah sekaligus tantangan yang harus dihadapi seluruh masyarakat saat ini, agar perpecahan tidak lagi terjadi di bumi Ibu Pertiwi.

"Kalau kita tidak bisa hidup bersama, kita selalu mampu mencari alasan untuk bertempur satu sama lain. Kita selalu mudah untuk menjadi pecah. Kita mudah mencari alasan untuk saling memusuhi dan bermusuhan. Kita mudah dan sangat mudah untuk saling membenci bahkan," kata dia.





(tas) Next Article Pesan Sri Mulyani ke Lulusan STAN: Jangan Khianati RI!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular