Internasional

Trump Mau Dimakzulkan, Ini Dia Penyebabnya

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
25 September 2019 13:39
Trump Mau Dimakzulkan, Ini Dia Penyebabnya
Foto: Presiden AS Donald Trump (REUTERS/Carlos Barria)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepemimpinan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di ujung tanduk. Ini terjadi setelah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS mengatakan akan memulai langkah penyelidikan pemakzulan (impeachment) terhadap Trump.

Pasalnya presiden kontroversial itu terbukti melakukan penyalahgunaan kekuasaan. Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua Kongres AS Nancy Pelosi, Selasa (24/9/19).

Awal mula diputuskannya penyelidikan pemakzulan yang diungkapkan Pelosi, dipicu oleh panggilan telepon yang dilakukan oleh Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada bulan Juli.


Dalam panggilan itu, Trump disebut memaksa Zelensky untuk menyelidiki keluarga mantan Wakil Presiden Joe Biden, yang merupakan salah satu rival utamanya di kontes kepresidenan pada tahun 2020 nanti.

Trump disebut-sebut ingin menggunakan kesalahan ini untuk menyingkirkan Biden sebagai saingannya. Sebab skandal ini bisa menodai reputasi Hunter dan ayahnya.


BERSAMBUNG KE HAL 2 >>>>


Menurut Reuters, pada 21 April 2014, Biden, yang saat itu adalah wakil presiden, mengunjungi ibukota Ukraina, Kiev. Kunjungan dilakukan untuk menunjukkan dukungan kepada pemerintah Ukraina di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia.
 
Pada 13 Mei 2014, Burisma Group, sebuah perusahaan swasta yang telah mengebor gas alam di Ukraina sejak 2002, mengumumkan bahwa Hunter Biden akan bergabung dengan dewan direksi.

Pada waktu itu, pendiri Burisma, yang juga seorang mantan pejabat pemerintah bernama Mykola Zlochevsky, sedang diselidiki karena kasus dugaan pencucian uang oleh Kantor Penipuan Serius Inggris.
 
Selanjutnya pada 8 Desember 2015, Biden mengunjungi Kiev lagi dan mengumumkan menentang korupsi birokrasi yang katanya memakan Ukraina “seperti kanker”.

Biden mengancam untuk menahan jaminan pinjaman dari AS kecuali jika jaksa penuntut utama Ukraina, Viktor Shokin, yang telah banyak dituduh melakukan korupsi, dipecat dari jabatannya.
 
Pada saat itu Shokin sedang menyelidiki Burisma tetapi penyelidikan itu tidak aktif pada saat Biden meminta pemecatannya. Akhirnya pada 29 Maret 2016, Parlemen Ukraina memilih untuk memecat Shokin.
 
Pada April 2019, masa jabatan Hunter Biden sebagai anggota dewan Burisma berakhir dan dia mengundurkan diri dari perusahaan.
 
BERLANJUT KE HAL 3 >>>> Wall Street Journal dan New York Times pada hari akhir pekan melaporkan bahwa dalam panggilan telepon yang dilakukan 25 Juli 2019. Di mana Presiden Trump berulang kali meminta Presiden Zelenskiy untuk menyelidiki keterlibatan putra Biden, Hunter, dengan perusahaan energi Ukraina.
 
Menurut laporan Reuters, dalam panggilan telepon, Trump juga meminta Zelenskiy untuk menyelidiki apakah Biden menyalahgunakan posisinya sebagai wakil presiden saat Presiden Barack Obama menjabat.

Bahkan, ia meminta Zelenskiy menyelidiki apakah benar Biden  mengancam untuk menahan bantuan AS kecuali jaksa penuntut bernama Shokin itu dipecat.
 
Biden kemudian membenarkan bahwa dia ingin Shokin dipecat. Tetapi menyebut tidak ada bukti yang menunjukkan dirinya melakukan sesuatu untuk membantu putranya.
 
Selain itu, menurut BBC News, Trump juga kemungkinan membahas masalah bantuan militer senilai US$ 250 juta untuk Ukraina dalam panggilan telepon tersebut.

Bantuan telah disetujui Kongres, namun ditunda oleh pemerintah Trump hingga pertengahan September.
 
The Washington Post dan media AS lainnya mengatakan bahwa Trump telah meminta kepala stafnya, Mick Mulvaney, untuk menahan bantuan setidaknya seminggu sebelum panggilan telepon dilakukan.
 
Trump mengkonfirmasi melakukan panggilan dengan Zelenskiy. Trump mengatakan bahwa ia berbicara kepada Zelensky tentang masalah korupsi dan juga tentang Biden dan putranya, Hunter, di antara masalah-masalah lainnya.
 
“Itu adalah percakapan yang menyenangkan di telepon, panggilan yang sempurna,” kata Trump. “AS memberikan bantuan kepada Ukraina sehingga kami ingin memastikan bahwa negara itu jujur,”.
 
BERLANJUT KE HAL 4 >>>




Presiden kontroversial Donald Trump  tidak diam begitu saja saat dituduh menekan mitranya dari Ukraina. Penyangkalan diungkapkannya melalui beberapa postingan di Twitter.

Trump bahkan menyebut kontroversi ini sengaja diciptakan oleh Demokrat dan media palsu.
 
“Sekarang Media Berita Palsu mengatakan saya “menekan Presiden Ukraina setidaknya 8 kali selama saya melakukan panggilan telepon dengannya,” tulis Trump dalam media sosialnya.

“Ini diduga berasal dari “whistleblower” yang menurut mereka bahkan tidak memiliki pengetahuan awal tentang apa yang dikatakan. Lebih Banyak Demokrat/Media Palsu…” cuit Trump lagi.
 
BERLANJUT KE HAL 5 >>>> Anggota kongres dari Demokrat mengatakan panggilan telepon yang diungkapkan whistleblower penting karena membantu menjelaskan hubungan Trump dengan pemimpin asing.
 
Sementara anggota Partai Republik tidak banyak bicara tentang kontroversi itu. Meski demikian, salah satu anggotanya Mitt Romney yang seorang senator AS dari Utah, mengatakan dia ingin tahu lebih banyak mengenai masalah ini.
 
Partai Demokrat di kongres juga meminta informasi lebih lanjut , termasuk transkrip panggilan Trump. Pemerintah pada awalnya menolak untuk bekerja sama tetapi kemudian Presiden Trump mengumumkan di Twitter bahwa ia telah memberikan otorisasi untuk merilis transkrip lengkap, yang tanpa editan pada hari Rabu.
 
“Anda akan melihat itu adalah panggilan yang sangat ramah dan benar-benar tepat,” tulis Trump dengan percaya diri di media sosialnya.

[Gambas:Video CNBC]
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular