Buwas Sebut Oknum Manipulasi Beras Orang Miskin, Siapa Ya?

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
23 September 2019 19:26
Dirut Perum Bulog Budi Waseso sering menyebut ada oknum soal penyimpangan BPNT.
Foto: Budi Waseso konferensi pers di Bulog. (CNBC Indonesia/ Efrem Siregar)
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) mengaku ada oknum yang bermain dalam manipulasi program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Namun, Buwas tak mau mengungkap, apakah oknum ada internal Bulog atau sebaliknya?

Buwas mengayakan Perum Bulog menjadi korban yang dirugikan dari praktik manipulasi  beras untuk program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk orang miskin oleh oknum.

Buwas mengatakan realisasi beras Bulog untuk BPNT terhambat. Sampai saat ini Bulog baru merealisasikan 30 ribu ton untuk BPNT dari yang seharusnya sekitar 150 ribu ton.



BPNT merupakan program di bawah wewenang Kementerian Sosial. Bulog berperan sebagai penyedia beras untuk paket bantuan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Semula, Bulog menerima penugasan sebesar 30%, namun akhirnya meningkat menjadi 100% seusai rapat koordinasi Kementerian Sosial pada awal Juli 2019 lalu.



Buwas pun melihat ada penyimpangan dalam penyaluran beras BPNT sejak sebulan terakhir. Apalagi tidak semua pemasok melaksanakan Surat Edaran (SE) Kemensos yang mengharuskan bahwa program BPNT memakai beras Bulog. Di lapangan, masih ada beras dari merek lain yang dipasok oleh pihak non Bulog sehingga Bulog harus bersaing.

Buwas kemudian membentuk tim untuk menelusuri dugaan kartel di program BPNT. Hasil sementara, dipaparkan saat konferensi pers di kantor Bulog, Senin (23/9/2019). Ia mengatakan, pemerintah menganggarkan Rp17-20 Triliun untuk program BPNT. 

"Ini luar biasa, ini tidak main-main, ini tidak boleh dibiarkan, sampai saat ini yang diserang Bulog nggak benar, beras bau dan macam-macam padahal mereka ingin sepertiga anggaran disimpangkan," katanya.

Buwas kemudian membeberkan temuan timnya, bahwa beras untuk BPNT telah dimanipulasi. Oknum itu memberikan beras medium, tetapi kemasannya premium sehingga mengecoh masyarakat penerima bantuan.

"Saya buktikan, tidak ada saudara-saudara kita penerima BPNT menerima beras yang premium. Tidak ada, saya sendiri sudah cek ke lapangan. Semua medium, paling banter medium plus yang ini sedikit sekali (volumenya)," kata Buwas.



Artinya, oknum memanfaatkan margin harga, beras medium lebih murah dari premium. Pemalsuannya dilakukan dengan membeli kemasan karung bermerek premium lalu mengisinya dengan beras kualitas rendah. Begitu juga dengan karung beras Bulog, per sak, kata Buwas, dijual Rp1.000.

"Seperti penjualan karung beras, teman-teman mau pesan online, jadi, dapat (membelinya). Ini pemalsuan, ini pasti berkolaborasi dengan sindikat, jadi harus segera kita tangani," katanya.

Bulog saat menyetor berasnya ke e-Warong dibantu oleh supplier. Nah, ada dugaan oknum dan pemasok bersengkokol untuk memanfaatkan keuntungan dari BPNT. Buwas mengatakan, ada sekitar 300 e-Warong 'siluman' di seluruh daerah, artinya kemunculannya hanya saat penyaluran bantuan BPNT.

Buwas sudah berkali-kali mengungkap soal adanya dugaan kartel dalam penyaluran BPNT. Para oknum bisa menikmati keuntungan Rp9 miliar setiap bulan dari margin harga beras premium yang mereka palsukan. Itu belum termasuk upaya oknum itu untuk menyudutkan Bulog dengan mengatakan beras Bulog berkutu dan bau.

"Saya buka ini semua, karena lawan sudah buka front. Sekarang mereka muncul. Bagus. Semakin kelihatan mereka semuanya," kata Buwas.

Hanya saja saat ditanya siapa oknum atau instansi yang dituduhnya, ia tidak mau membeberkannya dan menyerahkan proses lebih lanjut diselidiki oleh tim Satgas Pangan.

"Di lapangan banyak nggak benarnya, ini masih bertahan terus. Sepertiga dana negara ini dijadikan bancakan untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Saya harap kasus ini cepat terungkap," katanya.



Buwas mengaku tidak segan-segan untuk menindak anak buahnya jika diketahui terlibat dalam praktik kejahatan ini. 

"Kalau ada oknum saya berani, berarti dia menantang saya. Kuat siapa, dia atau saya. Kita nggak ada belas kasihan, dia saja nggak kasihan dengan saudara-saudara kita," ujar mantan Kabareskrim Polri ini.


(hoi/hoi) Next Article Buwas Buka-bukaan Stok Beras Bulog Mayoritas Produk Impor

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular