
Tumpahan Minyak Pertamina Capai 39 Ribu Barel & 5 Juta Karung
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
20 September 2019 13:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah pekan ke enam sejak insiden tumpahan minyak dan semburan gas yang terjadi di blok Offshore North West Java (ONWJ) milik PT Pertamina (Persero).
Direktur Operasi dan Produksi sekaligus Commander Incident PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Taufik Adityawarman melaporkan, sampai dengan 19 September 2019, pengeboran relief well sudah mencapai kedalaman 2.736 meter, sementara jarak sumur ini dengan Sumur YYA-1 di bawah tanah tinggal 46 cm lagi atau sudah masuk ke fase pemintasan (intercepting).
"Kami tidak bisa minta dipercepat karena jaraknya tinggal 46 cm dan hampir finish. Kami tidak ingin mereka (tim pengeboran) lengah dan ceroboh, jadi target akhir September untuk intercept bisa kami capai," tutur Taufik, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (20/9/2019).
Adapun, Taufik mencatat, sampai dengan 19 September 2019, tumpahan minyak secara kumulatif sebesar 39.685 barel untuk di offshore. Sedangkan untuk di darat, lanjut Taufik, karena tercampur dengan pasir, maka satuannya bukan dalam barel tetapi dalam karung.
"Jumlah karungnya secara kumulatif sudah terkumpul 5.535.627 karung. Dan yang sudah terkirim untuk ke pengolahan limbah sudah 5.532.262," ujar Taufik.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu menambahkan, pihaknya mengambil banyak pelajaran dari kejadian ini, bagaimana meningkatkan proteksi terhadap insiden ke depan, dan keamanan yang utama.
"Terkait dengan hal seperti ini, tentunya kami berharap Pertamina akan jadi perusahaan yang lebih kuat lagi ke depan, belajar dari semua ini tidak hnya dari teknikal, tingkatkan kemampuan dalam manajemen sosial dan lingkungan," pungkas Dharmawan.
(gus) Next Article Tumpahan Minyak Turun 10%, Bos Pertamina: Dampak Mengecil
Direktur Operasi dan Produksi sekaligus Commander Incident PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Taufik Adityawarman melaporkan, sampai dengan 19 September 2019, pengeboran relief well sudah mencapai kedalaman 2.736 meter, sementara jarak sumur ini dengan Sumur YYA-1 di bawah tanah tinggal 46 cm lagi atau sudah masuk ke fase pemintasan (intercepting).
![]() |
"Kami tidak bisa minta dipercepat karena jaraknya tinggal 46 cm dan hampir finish. Kami tidak ingin mereka (tim pengeboran) lengah dan ceroboh, jadi target akhir September untuk intercept bisa kami capai," tutur Taufik, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (20/9/2019).
Adapun, Taufik mencatat, sampai dengan 19 September 2019, tumpahan minyak secara kumulatif sebesar 39.685 barel untuk di offshore. Sedangkan untuk di darat, lanjut Taufik, karena tercampur dengan pasir, maka satuannya bukan dalam barel tetapi dalam karung.
"Jumlah karungnya secara kumulatif sudah terkumpul 5.535.627 karung. Dan yang sudah terkirim untuk ke pengolahan limbah sudah 5.532.262," ujar Taufik.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu menambahkan, pihaknya mengambil banyak pelajaran dari kejadian ini, bagaimana meningkatkan proteksi terhadap insiden ke depan, dan keamanan yang utama.
"Terkait dengan hal seperti ini, tentunya kami berharap Pertamina akan jadi perusahaan yang lebih kuat lagi ke depan, belajar dari semua ini tidak hnya dari teknikal, tingkatkan kemampuan dalam manajemen sosial dan lingkungan," pungkas Dharmawan.
(gus) Next Article Tumpahan Minyak Turun 10%, Bos Pertamina: Dampak Mengecil
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular