Bappenas: Ibu Kota Baru RI Bakal Seperti Washington DC
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
18 September 2019 11:38

Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro optimistis pemindahan ibu kota RI dari Jakarta ke Kalimantan Timur akan berjalan mulus. Bahkan, ia yakin ibu kota baru ini bakal seperti Washington DC di masa depan.
"Bayangannya Washington DC, banyak restoran, shopping mall, toko, kegiatan bisnis, ibu kota akan tumbuh," kata Bambang di Rakornas Bidang Properti Kadin Indonesia, Rabu (18/9/2019).
Bambang menjelaskan setidaknya akan ada penambahan 1 juta penduduk ke ibu kota baru yang berada di sebagian kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kertanegara. Dari 1 juta tersebut, setidaknya 300 ribu sampai 400 ribu orang akan menunjang perekonomian.
Ibu kota baru, kata dia, sudah memiliki kegiatan inti berupa pemerintahan. Ratusan ribu orang akan datang untuk bekerja di sana dan tinggal di sana, dalam 5 hingga 10 tahun kota akan beroperasi. "Di sana properti akan masuk untuk rumah sakit, pendidikan, sekolah, sampai universitas."
Ia optimistis dalam 5 tahun akan terbangun sistemnya untuk ibu kota baru, bukan sembarangan tapi juga berdasar penelitian dan referensi dari negara lain seperti Brasil pada tahun 1956-1960. Bahkan waktu Brasil pindah ibu kota, teknologinya tidak seperti saat ini dan efisiensi pun tak seperti sekarang. "Lokasi juga in the middle of nowhere, kalau kota baru kami tidak. Kan tak jauh dari Samarinda. Logistik akan lebih mudah dibanding Brasilia."
Contoh lainnya adalah Pakistan pada tahun 1960-an, yang memutuskan pindah ibu kota dari Karachi ke Islamabad. Bahkan dengan kondisi saat itu dan bukan negara kaya, mereka sukses pindahkan ibu kotanya. "Less dibanding kondisi kita saat ini, harus ada rasa optimistis."
Simak soal paparan Bappenas soal ibu kota baru RI di bawah ini:
(gus/gus) Next Article Bos Bappenas Buka-Bukaan Strategi Pindahkan Ibu Kota
"Bayangannya Washington DC, banyak restoran, shopping mall, toko, kegiatan bisnis, ibu kota akan tumbuh," kata Bambang di Rakornas Bidang Properti Kadin Indonesia, Rabu (18/9/2019).
Ibu kota baru, kata dia, sudah memiliki kegiatan inti berupa pemerintahan. Ratusan ribu orang akan datang untuk bekerja di sana dan tinggal di sana, dalam 5 hingga 10 tahun kota akan beroperasi. "Di sana properti akan masuk untuk rumah sakit, pendidikan, sekolah, sampai universitas."
Ia optimistis dalam 5 tahun akan terbangun sistemnya untuk ibu kota baru, bukan sembarangan tapi juga berdasar penelitian dan referensi dari negara lain seperti Brasil pada tahun 1956-1960. Bahkan waktu Brasil pindah ibu kota, teknologinya tidak seperti saat ini dan efisiensi pun tak seperti sekarang. "Lokasi juga in the middle of nowhere, kalau kota baru kami tidak. Kan tak jauh dari Samarinda. Logistik akan lebih mudah dibanding Brasilia."
Contoh lainnya adalah Pakistan pada tahun 1960-an, yang memutuskan pindah ibu kota dari Karachi ke Islamabad. Bahkan dengan kondisi saat itu dan bukan negara kaya, mereka sukses pindahkan ibu kotanya. "Less dibanding kondisi kita saat ini, harus ada rasa optimistis."
Simak soal paparan Bappenas soal ibu kota baru RI di bawah ini:
(gus/gus) Next Article Bos Bappenas Buka-Bukaan Strategi Pindahkan Ibu Kota
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular