
2020 Bisa Saja Resesi, Apa yang Disiapkan Indonesia?
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
18 September 2019 10:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa Analis, bahkan riset-riset banyak yang menuliskan ancaman resesi datang lebih cepat yakni di 2020.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menegaskan hal tersebut harus diwaspadai. Karena, menurutnya beberapa negara justru sudah mengalaminya.
"Kalau bicara kondisi ekonomi makro, betul banyak yang berpendapat 2020 ada ancaman dunia alami resesi. Dan itu sudah terlihat di beberapa negara baik negara maju maupun berkembang seperti Turki, Argentina, Afrika Selatan yang tidak hanya alami perlambatan pertumbuhan namun sudah negatif," kata Bambang.
Ia menyampaikan hal ini dalam Rakornas Bidang Properti Kadin Indonesia di Ballroom Hotel Intercontinental, Pondok Indah, Rabu (18/9/2019).
Dijelaskan Bambang, Rusia sendiri tengah galau. Karena pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2019 hanya meningkat 0,2-0,3%. "Bahkan mereka kaget Indonesia tumbuh 5% atau lebih. Concern soal pertumbuhan ini terasa di mana-mana," terangnya.
Apa yang harus dilakukan hadapi resesi?
Bambang mengatakan Indonesia tidak boleh lengah. Ia mengaku pemerintah telah menyiapkan banyak stimulus untuk menjaga ancaman resesi.
"Kita menyiapkan segala macam stimulus untuk paling tidak menahan. Perlambatan terjadi, tinggal menyikapi lambatnya ini dalam atau dangkal. Kita ingin menahan perlambatan," terang Bambang.
Pemerintah, sambung Bambang juga terus berbenah untuk membenahi masalah regulasi yang berbelit-belit. Pasalnya, perizinan berbelit akan menghambat sektor FDI (Foreign Direct Investment) di sektor manufaktur.
(dru/dru) Next Article Bappenas Dukung Penggunaan Blockchain
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menegaskan hal tersebut harus diwaspadai. Karena, menurutnya beberapa negara justru sudah mengalaminya.
"Kalau bicara kondisi ekonomi makro, betul banyak yang berpendapat 2020 ada ancaman dunia alami resesi. Dan itu sudah terlihat di beberapa negara baik negara maju maupun berkembang seperti Turki, Argentina, Afrika Selatan yang tidak hanya alami perlambatan pertumbuhan namun sudah negatif," kata Bambang.
![]() |
Dijelaskan Bambang, Rusia sendiri tengah galau. Karena pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2019 hanya meningkat 0,2-0,3%. "Bahkan mereka kaget Indonesia tumbuh 5% atau lebih. Concern soal pertumbuhan ini terasa di mana-mana," terangnya.
Apa yang harus dilakukan hadapi resesi?
Bambang mengatakan Indonesia tidak boleh lengah. Ia mengaku pemerintah telah menyiapkan banyak stimulus untuk menjaga ancaman resesi.
"Kita menyiapkan segala macam stimulus untuk paling tidak menahan. Perlambatan terjadi, tinggal menyikapi lambatnya ini dalam atau dangkal. Kita ingin menahan perlambatan," terang Bambang.
Pemerintah, sambung Bambang juga terus berbenah untuk membenahi masalah regulasi yang berbelit-belit. Pasalnya, perizinan berbelit akan menghambat sektor FDI (Foreign Direct Investment) di sektor manufaktur.
(dru/dru) Next Article Bappenas Dukung Penggunaan Blockchain
Most Popular