Pindah Ibu Kota ke Kalimantan, Cari Kerjaan Gampang Nggak Ya?

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
16 September 2019 19:28
Pindah ibu kota membuka harapan baru soal kesempatan lapangan kerja baru.
Foto: Jalan tol Balikpapan-Samarinda dari Semboja, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur (Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay/ via REUTERS)
Jakarta, CNBC Indonesia - Jakarta memiliki segudang masalah, mulai dari kemacetan hingga ancaman bencana seperti banjir hingga tenggelam karena turunnya permukaan tanah dan kenaikan permukaan laut. Selain itu, aspek sosial seperti pengangguran dan kemiskinan.

Apakah dengan pindah ibu kota, masalah di Jakarta akan berkurang, dan lapangan kerja baru akan tercipta di ibu kota baru?

"Jakarta menjadi seperti sekarang bukan karena salah pemerintah Jakarta. Jakarta karena kelebihan beban, semua dilimpahkan ke Jakarta," kata Menteri PPN/ Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro dalam diskusi ibu kota baru di Kantornya, Senin (16/9/2019).

Saat ini, Jakarta menjadi segala macam pusat mulai dari perdagangan, administrasi, jasa pendidikan hingga industri pengolahan. Semua hal yang berhubungan dengan pusat ada di Jakarta.



"Itulah konsep ibu kota yang kita kenal sejak lahir," imbuhnya.

Pindahnya ibu kota menurutnya akan memberikan dampak, salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi. Bappenas memperkirakan kesempatan kerja di Kaltim akan meningkat hingga 10,5 persen karena kebutuhan Sumber Daya Manusia untuk membangun Ibu Kota baru.

Dia menambahkan, setiap Rp1 triliun investasi sektor konstruksi di Kaltim akan membutuhkan 14 ribu tenaga kerja.

"Setiap Rp1 triliun pengeluaran sektor konstruksi membutuhkan 14 ribu tenaga kerja. Ibu kota baru ini jelas akan membutuhkan banyak tenaga kerja baru karena proyeknya bernilai triliunan. Berarti akan banyak kesempatan kerja baru di situ. Kalau kurang bisa diambil dari daerah lain. Kita membuka lapangan kerja khususnya di Kaltim," ujarnya.


Efek positif pemindahan ibu kota sudah dirasakan oleh negara yang sudah lebih dulu memindahkan ibukota. Misalnya saja Kazakhstan yang memindahkan Ibu kota dari Almaty ke Astana.



"Ada dampak ekonomi. Sebelum pindah, kemiskinan tinggi di utara. Setelah pindah, kemiskinan turun. Tahun 2001 kemiskinan di Kazakhstan hampir setengahnya. Sekarang 2017 kemiskinan turun hampir setengahnya tinggal 2,5 persen. Ada upaya setelah ibu kota dipindahkan," tegasnya.
(hoi/hoi) Next Article Ibu Kota Pindah, Tanah di Kalimantan Jadi Incaran Spekulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular