
Bappenas: Pulau Jawa Sudah Terlalu Sesak dan Banyak Beban
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
20 September 2019 14:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyampaikan populasi penduduk Indonesia yang terus berkembang menjadi tantangan. Salah satunya soal lahan dan kepadatan penduduk yang tak merasa, terutama fokus di Pulau Jawa.
Penduduk Indonesia kini sekitar 266 juta jiwa, padahal pada 2015 yang baru mencapai 255,1 juta jiwa yang sebagian besar tinggal di perkotaan. Namun, bila semua wilayah berubah menjadi perkotaan, tentu berdampak pada makin sulitnya membuka lahan pertanian baru.
Di sisi lain pertanian jadi sesuatu yang penting bagi Indonesia dalam memenuhi kebutuhan pangan. Pada saat yang sama, jika suatu wilayah sudah jadi perkotaan tentu makin sulit membuka lahan pertanian.
"Mayoritas orang sudah tinggal di perkotaan semangat anak muda ke pertanian sudah menurun. Mereka pindah ke kota, beralih ke sektor pengolahan dan jasa," kata Bambang dalam Seminar Nasional "Pengembangan SDM Unggul untuk Memanfaatkan Peluang Bonus Demografi Menuju Indonesia Maju pada RPJMN 2020 - 2024" di Auditorium Gadjah Mada, Gedung Panca Gatra, Lemhanas, Jakarta (20/9/2019).
Solusi menangani hal ini yakni dengan meningkatkan produktivitas. Ia bilang pembukaan lahan saja tidak akan cukup. Selama ini kita selalu berpikir simple, sebagai negara agraris untuk meningkatkan produksi pertanian dilakukan dengan membuka lahan. Permasalahan lain adalah tidak meratanya distribusi penduduk di Indonesia. Di Pulau Jawa saja sudah disesaki oleh 150 juta orang atau sekitar 56% dari populasi penduduk.
"Jika Jawa terus menerus dibebani secara tidak sadar akan mengganggu ketahanan pangan kita sendiri," imbuhnya.
Ucapan Bambang ini tentu masih relevan dengan gagasan pemindahan ibu kota. Jakarta dan Pulau Jawa sudah terlalu punya beban yang banyak.
(hoi/hoi) Next Article Bappenas Dukung Penggunaan Blockchain
Penduduk Indonesia kini sekitar 266 juta jiwa, padahal pada 2015 yang baru mencapai 255,1 juta jiwa yang sebagian besar tinggal di perkotaan. Namun, bila semua wilayah berubah menjadi perkotaan, tentu berdampak pada makin sulitnya membuka lahan pertanian baru.
Di sisi lain pertanian jadi sesuatu yang penting bagi Indonesia dalam memenuhi kebutuhan pangan. Pada saat yang sama, jika suatu wilayah sudah jadi perkotaan tentu makin sulit membuka lahan pertanian.
"Mayoritas orang sudah tinggal di perkotaan semangat anak muda ke pertanian sudah menurun. Mereka pindah ke kota, beralih ke sektor pengolahan dan jasa," kata Bambang dalam Seminar Nasional "Pengembangan SDM Unggul untuk Memanfaatkan Peluang Bonus Demografi Menuju Indonesia Maju pada RPJMN 2020 - 2024" di Auditorium Gadjah Mada, Gedung Panca Gatra, Lemhanas, Jakarta (20/9/2019).
Solusi menangani hal ini yakni dengan meningkatkan produktivitas. Ia bilang pembukaan lahan saja tidak akan cukup. Selama ini kita selalu berpikir simple, sebagai negara agraris untuk meningkatkan produksi pertanian dilakukan dengan membuka lahan. Permasalahan lain adalah tidak meratanya distribusi penduduk di Indonesia. Di Pulau Jawa saja sudah disesaki oleh 150 juta orang atau sekitar 56% dari populasi penduduk.
"Jika Jawa terus menerus dibebani secara tidak sadar akan mengganggu ketahanan pangan kita sendiri," imbuhnya.
Ucapan Bambang ini tentu masih relevan dengan gagasan pemindahan ibu kota. Jakarta dan Pulau Jawa sudah terlalu punya beban yang banyak.
(hoi/hoi) Next Article Bappenas Dukung Penggunaan Blockchain
Most Popular