Impor Turun Tapi Kita Harus Waspada, Kenapa?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 September 2019 06:29
Pertumbuhan Ekonomi 5,3% Rasanya Mustahil Tercapai
Ilustrasi Aktivitas di Pelabuhan (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Data ini dipertegas dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang pada Agustus berada di 123,1, terendah sejak November 2018. Angka IKK juga terus turun dalam tiga bulan terakhir.



IKK menggunakan angka 100 sebagai ambang batas. Kalau di atas 100 artinya konsumen masih percaya dengan prospek ekonomi terkini dan masa mendatang.


Memang IKK Indonesia masih di atas 100, menandakan konsumen tetap pede. Akan tetapi, optimisme itu semakin luntur.

Data impor Agustus kian memberi konfirmasi bahwa permintaan domestik masih lambat. Baik investasi maupun konsumsi rumah tangga sepertinya belum bisa berlari kencang. Data PMI, perjualan ritel, sampai IKK memberi penegasan.

Padahal kala ekspor tidak bisa diandalkan akibat penurunan harga komoditas dan perang dagang Amerika Serikat (AS) vs China, permintaan domestik adalah mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi. Namun mesin ini pun sulit diajak ngebut, lajunya masih selow bahkan mungkin melambat.


Oleh karena itu, sangat masuk akal ketika Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 versi pemerintah adalah 5,08%. Asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3% dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 tampaknya jauh panggang dari api.

Baca: Sri Mulyani Ramal Ekonomi RI Hanya Tumbuh 5,08%

T
IM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular