
Kilang Saudi Aramco Diserang, Impor Minyak RI Terdampak!
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
16 September 2019 14:24

Jakarta, CNBC Indonesia- Dua kilang minyak milik Saudi Aramco diserang oleh kelompok Houthi, dua hari lalu. Akibatnya, ekspor dari perusahaan minyak raksasa terbesar di dunia ini pun terganggu. Termasuk ekspor ke Indonesia.
Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan Indonesia mengimpor setidaknya 110 ribu barel per hari dari sana.
Djoko menjelaskan produksi Aramco bisa mencapai 13,6 juta barel sehari, sementara akibat serangan drone yang terganggu sekitar 5,7 juta barel. "Berarti masih ada sisa 7,9 juta barel per hari produksinya, kebutuhan kita cuma 0,11 juta barel," kata Djoko saat dijumpai di Gedung ESDM, Senin (16/9/2019).
Menurutnya, serangan di kilang ini akan berdampak pada produksi crude di Saudi Aramco, namun perusahaan akan tetap mencoba memenuhi komitmen yang sudah diteken. Untuk produk minyak seperti BBM, sampai saat ini belum ada kabar gangguan produksi. "Kita belum dapat informasi, mudah-mudahan gak dari sana, cuma crude saja."
Semestinya, pengapalan minyak dari Aramco ini jalan di akhir September nanti. Sebagai antisipasi gangguan, pemerintah menyiapkan pembelian minyak dari Exxon. "Kita beli minyak Exxon nanti, dari Cepu kan ada bagian Exxon. Nanti kami beli, tanggal 20 September saya mau resmikan pembelian pertama minyaknya Exxon, kalau ini terganggu."
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Dwi Soetjipto menambahkan insiden di kilang Saudi Aramco lebih berdampak global, terutama kepada harga minyak dunia. "Tapi kalau sudah diperbaiki pun kembali normal, kalau dilihat hari ini ada kenaikan tapi tidak banyak betul. Saya kira ini gambarang supply-demand dunia."
(gus/gus) Next Article Belajar dari Arab, ESDM Minta Kilang RI Pasang Anti Drone
Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan Indonesia mengimpor setidaknya 110 ribu barel per hari dari sana.
Menurutnya, serangan di kilang ini akan berdampak pada produksi crude di Saudi Aramco, namun perusahaan akan tetap mencoba memenuhi komitmen yang sudah diteken. Untuk produk minyak seperti BBM, sampai saat ini belum ada kabar gangguan produksi. "Kita belum dapat informasi, mudah-mudahan gak dari sana, cuma crude saja."
Semestinya, pengapalan minyak dari Aramco ini jalan di akhir September nanti. Sebagai antisipasi gangguan, pemerintah menyiapkan pembelian minyak dari Exxon. "Kita beli minyak Exxon nanti, dari Cepu kan ada bagian Exxon. Nanti kami beli, tanggal 20 September saya mau resmikan pembelian pertama minyaknya Exxon, kalau ini terganggu."
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Dwi Soetjipto menambahkan insiden di kilang Saudi Aramco lebih berdampak global, terutama kepada harga minyak dunia. "Tapi kalau sudah diperbaiki pun kembali normal, kalau dilihat hari ini ada kenaikan tapi tidak banyak betul. Saya kira ini gambarang supply-demand dunia."
(gus/gus) Next Article Belajar dari Arab, ESDM Minta Kilang RI Pasang Anti Drone
Most Popular