Internasional

100 Hari Demo Hong Kong, Kapan Tsunami Protes Berakhir?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
16 September 2019 12:31
100 Hari Demo Hong Kong, Kapan Tsunami Protes Berakhir?
Foto: Protes Hong Kong Bentrok dengan Polisi Kembali Berlanjut pada 15 September 2019 (REUTERS/Athit Perawongmetha)
Merasa buntu dengan tidak adanya penyelesaian dari pemerintah, para pendemo dilaporkan telah meminta bantuan ke Amerika Serikat (AS). Langkah ini ditempuh karena para pendemo menganggap China tidak menghormati hak-hak Hong Kong seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bersama China-Inggris (China-British Joint Declaration), aturan itu yang membuat Inggris melepaskan Hong Kong ke China.

Demo ini juga telah menarik perhatian Komisi Urusan Politik dan Hukum Pusat dari Partai Komunis China. Dalam sebuah artikel media sosial pada hari Jumat, lembaga itu mengatakan bahwa pendemo Hong Kong harus berharap ke China, dan bukannya negara Barat untuk mendapatkan peluang ekonomi.

Sementara itu, dalam sebuah artikel yang diterbitkan di WeChat, yang membahas bagaimana cara menyelamatkan Hong Kong, disebutkan bahwa para pendemo yang sebagian besar kaum milenial harus berpikir panjang. Sebab menentang China sama dengan membahayakan masa depan mereka, jelas artikel itu.

"Tidak mudah menjadi anak muda di kota metropolitan internasional ini. Mereka menghadapi persaingan ketat dan beban pekerjaan rumah yang berat. Setelah mereka masuk universitas, mereka harus menanggung pinjaman besar dan bahkan setelah mereka lulus ... (mereka masih menghadapi) kesulitan mencari pekerjaan, gaji rendah, harga properti tinggi dan masa depan yang tidak pasti," tulis artikel itu.

"Jika kaum muda Hong Kong menginginkan jalan keluar, mereka harus memperluas wawasan mereka dan tidak mengunci diri mereka di lingkungan lokal 'orang Hong Kong' dan 'lingkaran' yang berbahasa Kanton. Mereka harus melihat ke utara (China),".

Artikel itu juga menyebut bahwa negara-negara Barat tidak mampu atau tidak mau menyelesaikan masalah yang dihadapi rakyat Hong Kong.

"Tempat-tempat 'yang dibantu' oleh negara-negara Barat untuk memperoleh 'demokrasi dan kebebasan' semuanya dalam masalah. Negara-negara Barat bahkan tidak bisa menyelesaikan masalah domestik mereka ... meminta mereka membantu orang yang jauhnya ribuan mil hanya angan-angan," lanjut artikel itu lagi.

Lebih lanjut artikel itu menyebut sikap pendemo yang merusak fasilitas publik hanya akan memperburuk masalah ekonomi Hong Kong. Artikel ini pun menyerukan agar pendemo segera mengakhiri protes yang sepertinya tanpa akhir itu.

Akibat demonstrasi ini, Hong Kong yang menjadi pusat keuangan global menderita kerugian besar. Data terakhir pertumbuhan parisiwata, yang menopang kota, anjlok hingga 40%.

Sebelumnya pada hari Selasa, kementerian luar negeri China telah mengecam langkah pendemo yang meminta bantuan negara Barat. Ini disampaikan setelah aktivis pro-demokrasi Hong Kong Joshua Wong melakukan perjalanan ke beberapa negara untuk meminta dukungan.

"Setelah Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas bertemu dengan aktivis pro-demokrasi Hong Kong Joshua Wong di Berlin. Juga, pada hari Jumat, Wong meminta Presiden AS Donald Trump untuk memasukkan 'klausul hak asasi manusia' dalam setiap perjanjian perdagangan dengan China," ujar kementerian.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular