Internasional

Ketika Babi Membuat China dan AS Kembali Mesra

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
15 September 2019 08:21
Ketika Babi Membuat China dan AS Kembali Mesra
Jakarta, CNBC Indonesia - Bukan rahasia lagi AS dan China tengah berpolemik. Kedua negara saling serang melalui tarif perdagangan untuk mengebiri satu sama lain.

Namun akhir pekan ini, hubungan keduanya sepertinya kembali mesra. Bahkan China berencana membuka keran impor babi, yang sebelumnya ditutup akibat ketegangan kedua negara.

China resmi mengumumkan akan mengecualikan kenaikkan tarif untuk babi asal AS dan membuka pintu yang signifikan bagi produk pertanian AS ini. "Pasar Cina cukup besar dan ada potensi besar untuk mengimpor produk pertanian AS berkualitas tinggi," kutip South China Morning Post, melansir Xin Hua, Sabtu (14/9/2019).


Meningkatnya harga babi di China membuat kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu khawatir. Bahkan, pemerintah China menargetkan persoalan ini harus segera selesai sebelum ulang tahun ke-70 negara tersebut.

Pasalnya harga babi sudah naik sangat signifikan selama 17 bulan terakhir. Pada Agustus, harga daging babi naik 46,2% dibanding Juli lalu. Harga babi diperdagangkan sekitar 30-33 yuan atau sekitar US$ 4 per kilogram.


Kelangkaan daging babi terjadi karena penyakit flu babi afrika. Meski tidak menulari manusia, penyakit ini membuat pembantaian massal babi yang terkena penyakit di sentra peternakan China.

Indikasi impor babi ini sebenarnya sudah terjadi sejak awal Jumat lalu. Salah satu pejabat di China sempat menyebutkan negosiasi keduanya membuka potensi untuk melakukan impor daging babi.

"Ini hal yang potensial dibicarakan dalam pertemuan Beijing dengan Washington, terutama dengan melanjutkan impor barang-barang pertanian AS menjelang pembicaraan (negosiasi damai) dalam beberapa minggu mendatang," tulis CNBC International akhir pekan.

Sebagian babi yang diimpor akan masuk ke dalam cadangan pemerintah, ujar sumber itu. Meski demikian belum ada target pasti berapa total impor AS, dari total 2 juta ton daging babi yang akan diimpor dalam setahun.

BERLANJUT KE HAL 2

Tahun ini, berdasarkan data pemerintah, China setidaknya sudah mengimpor 1 juta ton babi. Sekitar 87.770 ton berasal dari China.

Impor yang lebih banyak akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Negara ini sepertinya membutuhkan 10 juta ton lagi untuk menutupi defisit babi di tahun ini, lebih banyak dari 8 juta ton biasanya ," kata Wakil Perdana Menteri Hu Chunhua.

Sebelumnya, indeks harga konsumen (CPI) China, ukuran utama inflasi, naik 2,8% secara year-on-year (YoY) di bulan Agustus karena babi. Total makanan menyumbang 1,93 poin persentase dari pertumbuhan 2,8% itu, di mana daging babi,mencatat pertumbuhan dua digit secara YoY.

China menargetkan urusan harga daging babi ini akan kelar sebelum ulang tahun negara itu Oktober nanti. Kelangkaan pasokan babi terjadi akibat wabah flu babi afrika, yang sempat membuat pemusnahan babi di sejumlah peternakan China.

Warga China merupakan salah satu pengkonsumsi babi utama di dunia dengan persentase hingga 28%. Selain memberi stimulus hingga US$ 700.000, China juga berencana mengimpor babi dari Denmark dan Brasil.

Sementara itu, selain babi, China juga mengecualikan tarif pada produk kedelai AS. Pada pekan ini, China juga menunda kenaikan tarif pada barang AS sampai tahun depan.

[Gambas:Video CNBC]





Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular