Ilham Akbar Habibie: Bapak Setiap Hari Tahlilan untuk Ibu

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
12 September 2019 14:59
Jenazah almarhum BJ Habibie telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019).
Foto: ilham habibie (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Jenazah almarhum Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019).

Usai jenazah dimasukkan ke liang lahat, putra pertama BJ Habibie, yaitu Ilham Akbar Habibie, memberikan sambutan. Menurut dia, seluruh masyarakat Indonesia, termasuk keluarga dan sahabat, merasakan kehilangan mendalam.

"Bapak dikelilingi keluarga, sahabat, teman seperjuangan, teman pada umumnya, dan semua berdoa untuk bapak, dan satu demi satu mencium pada waktu beliau mulai wafat. Dengan rasa cinta itulah bapak meninggalkan dunia ini. Rasa cinta itu punya makna besar dalam hidup bapak," ujar Ilham.

Secara khusus, Ilham menceritakan momen sembilan tahun silam. Saat itu, sang ibu, Hasri Ainun Habibie, dimakamkan dengan upacara yang serupa, yaitu melalui upacara kenegaraan.

"Mereka sekarang bisa satu, bersatu dalam akhirat, sesuatu hal yang didambakan oleh bapak semenjak ibu wafat. Bapak itu tiap hari tahlilan, setiap hari Jumat atau lebih ke makam untuk berdoa. Begitu setia sampai wafat pun dikuburkan di sebelah (ibu). Insya Allah mudah-mudahan mereka untuk selamanya bersama berdua di sisi Allah SWT, di surga, di akhirat, di alam baka," kata Ilham.



Berikut adalah sambutan lengkap Ilham Habibie:

Kita kehilangan bapak, sahabat, panutan, negarawan, inspirator, idola. Kematian bapak, wafatnya bapak, itu merupakan bagaimana cara wafatnya bapak itu contoh kehidupan. Bapak dikelilingi keluarga, sahabat, teman seperjuangan, teman pada umumnya, dan semua berdoa untuk bapak, dan satu demi satu mencium pada waktu beliau mulai wafat.

Dengan rasa cinta itulah bapak meninggalkan dunia ini. Rasa cinta itu punya makna besar dalam hidup bapak. Hidup bapak dapat digambarkan seperti ini. Perjuangan untuk kebaikan. Ada beberapa contoh perjuangan untuk mengadakan teknologi dan industri di indonesia demi kemajuan bangsa dan negara. Bapak pula perjuangkan islam dan demokrasi di Indonesia agar supaya ditujukan kepada dunia bahwa keduanya kompatibel.

Dan terakhir, dari kaca mata kami, memberikan contoh mengenai cinta. Cinta itu, cinta suami istri, cinta kepada sanak saudara, cinta kepada pekerjaan, kepada negara dan bangsa, cinta kepada dunia, seluas-luasnya. Itulah bapak, Habibie yang dicintai dan mencintai.

Sembilan tahun lampau kita melihat upacara Ibu Ainun, istri bapak, mama kita tercinta dengan upacara yang serupa. Acara kenegaraan dan ini sesuatu yang bisa kita berikan kepada bapak dan ibu sebaik-baiknya. Ini satu hal yang menghilangkan duka ini.

Mereka sekarang bisa satu, bersatu dalam akhirat, sesuatu hal yang didambakan oleh bapak semenjak ibu wafat. Bapak itu tiap hari tahlilan, setiap hari Jumat atau lebih ke makam untuk berdoa. Begitu setia sampai wafat pun dikuburkan di sebelah. Insya Allah mudah-mudahan mereka untuk selamanya bersama berdua di sisi Allah SWT, di surga, di akhirat, di alam baka.

Ilham Akbar Habibie: Bapak Setiap Hari Tahlilan untuk IbuFoto: Jokowi di Pemakaman Bj Habibie (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)


Marilah kita belajar dari seorang guru bangsa. Bagaimana beliau punya sikap, pertama sampai akhir hayat bapak. Bapak tidak pernah mau berhenti untuk belajar, selalu ada hal baru yang harus kita mengerti, mulai tantangan masalah sampai dengan solusi.

Kemudian, seperti tadi disampaikan Presiden Jokowi, bapak tidak pernah menyerah, kenal lelah untuk mencapai tujuan. Di usia yang sangat lanjut ini, menderita penyakit, bapak tetap bersedia hadir di banyak acara, memberi masukan untuk segala macam nasihat yang diperlukan, namun tentu ada batasnya karena usia.

Sikap bapak adalah terbuka kepada semuanya, merangkul semua pihak. tidak membedakan. Kita selalu mencoba melihat yang baik kepada siapapun dan me-manage yang kurang baik. Ini dilihat di seluruh dunia. Bapak punya jejak, wasiat, tapi juga di Jerman, Amerika, Inggris, Jepang, Turki, Arab Saudi, dan negara lain

Mari kita juga belajar dari bapak, dari semangatnya, semangat tidak kenal lelah, meskipun sudah mau wafat, bapak panggil keluarga, dalam situasi apapun, bersatu. Persatuan ini saya kira bisa diterapkan di Indonesia, keluarga Indonesia. Itu penting.

Dalam hal ini saya juga ingin menyampaikan hal yang sama. Semangat ini diterapakan, mewujudkan cita-cita bangsa, negara, umat, dunia. Sampai jumpa di akhirat, bapak, eyang tercinta. Selamat jalan dan kita mencintai papa dan eyang semuanya. Mudah-mudahan khusnul khotimah. Mohon maaf atas semua yang kita buat kepada eyang. Kita cinta bapak.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/dru) Next Article Pesawat R80 Dicoret dari PSN, Pihak Habibie Buka Suara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular