
Sedih Hingga Harapan, Ini Pidato Kontemplasi SBY Selengkapnya
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
10 September 2019 13:20

Jakarta, CNBC Indonesia- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato kontemplasi bertepatan pada hari ulang tahunnya ke 70, pada Senin (9/9/2019).
Dalam pidato tersebut, SBY berbicara tentang masyarakat Indonesia yang majemuk hingga harapannya kepada Presiden Jokowi. SBY membuka pidatonya dengan mukadimah atas kesedihannya ditinggal oleh dua orang yang dicintai, Ibu dan Istri tercinta.
Berikut ini pidato kontemplasi SBY secara lengkap :
Orang bijak berkata, "Setiap hari berbeda, setiap hari punya makna" Juga, "Setiap hari ibadah, setiap hari kita mencari berkah" Demikian pula hari ini ..... 9 September 2019.
Selain itu, saya yakin kita semua, yang hadir di tempat ini, saat ini, tentulah ingin agar ..... "Hari ini lebih baik dari hari kemarin", dan "Hari esok lebih baik dari hari ini".
Karenanya, jika hari ini saya menyampaikan "Pidato Kontemplasi", saya sungguh berniat dan memohon kepada Tuhan, Allah SWT, agar hari esok dan kedepannya lagi, kita bisa melakukan sesuatu yang bermakna dan bisa berbuat yang lebih baik.
Baik sebagai umat hamba Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, maupun sebagai warga bangsa Indonesia tercinta, bahkan warga dunia yang mendambakan dunianya makin baik di masa depan.
Para Sahabat, Lewat tengah malam, memasuki hari baru 9 September 2019 ini, saya terbangun dari tidur.
Saya yakin, hal itu bukan hanya kebetulan. Tetapi, Sang Pencipta mengingatkan saya bahwa usia saya genap 70 tahun. Karenanya, saya sungguh bersyukur dan berterima kasih kepada Allah, atas segala karunia yang diberikan kepada saya. Betapa Maha Pengasih dan Maha PemurahNya Tuhan Sang Pencipta.
Namun, segera saya sadari, rasa syukur dan bahagia tersebut berbarengan pula dengan rasa haru dan duka.
Sepuluh hari yang lalu, sepuluh hari menjelang hari kelahiran saya ini, Ibunda tercinta, yang melahirkan saya 70 tahun yang lalu, tepat tanggal 9 September 1949, telah dipanggil oleh Allah SWT.
Rasa duka yang lain adalah ..... ini adalah hari ulang tahun yang pertama, yang di tengah malam yang hening, tak ada lagi yang memeluk saya, seraya membisikkan kata-kata yang indah.... "Selamat Ulang Tahun, Pepo. Happy Birthday. Panjang usia, bahagia dan sukses selalu"
Karena, karena ..... orang yang setiap tahun melakukan itu, isteri tercinta, 100 hari yang lalu juga telah berpulang ke Rahmatullah.
Meskipun, isteri tercinta Ani Yudhoyono, akan selalu berada dihati saya. Menyatu dengan memori indah, yang kami bangun selama 43 tahun bersamanya.
Inilah kehidupan. Penuh paradox. Satu titik, dua sisi. Dua sisi dari satu mata uang logam. Kodrat keseimbangan dalam domain kekuasaan Tuhan.
Semua hukum kehidupan ini, hadir dan kita rasakan hari ini. Paling tidak untuk diri saya secara pribadi.
Di satu sisi saya bersyukur, bahagia dan bergembira, karena hari ini usia saya genap 70 tahun.
Juga gembira, karena di antara yang hadir juga ada teman-teman seperjuangan dari Partai Demokrat, yang hari ini memperingati hari jadi Partai yang ke 18 tahun.
Namun, di sisi lain, saya bersedih, Bersedih, karena, kedua orang yang amat saya sayangi, tidak bisa lagi ikut bersyukur dan berbahagia di hari yang istimewa ini, 9 September 2019.
Bersambung Halaman Berikutnya >>
Dalam pidato tersebut, SBY berbicara tentang masyarakat Indonesia yang majemuk hingga harapannya kepada Presiden Jokowi. SBY membuka pidatonya dengan mukadimah atas kesedihannya ditinggal oleh dua orang yang dicintai, Ibu dan Istri tercinta.
Berikut ini pidato kontemplasi SBY secara lengkap :
Selain itu, saya yakin kita semua, yang hadir di tempat ini, saat ini, tentulah ingin agar ..... "Hari ini lebih baik dari hari kemarin", dan "Hari esok lebih baik dari hari ini".
Karenanya, jika hari ini saya menyampaikan "Pidato Kontemplasi", saya sungguh berniat dan memohon kepada Tuhan, Allah SWT, agar hari esok dan kedepannya lagi, kita bisa melakukan sesuatu yang bermakna dan bisa berbuat yang lebih baik.
Baik sebagai umat hamba Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, maupun sebagai warga bangsa Indonesia tercinta, bahkan warga dunia yang mendambakan dunianya makin baik di masa depan.
Para Sahabat, Lewat tengah malam, memasuki hari baru 9 September 2019 ini, saya terbangun dari tidur.
Saya yakin, hal itu bukan hanya kebetulan. Tetapi, Sang Pencipta mengingatkan saya bahwa usia saya genap 70 tahun. Karenanya, saya sungguh bersyukur dan berterima kasih kepada Allah, atas segala karunia yang diberikan kepada saya. Betapa Maha Pengasih dan Maha PemurahNya Tuhan Sang Pencipta.
Namun, segera saya sadari, rasa syukur dan bahagia tersebut berbarengan pula dengan rasa haru dan duka.
Sepuluh hari yang lalu, sepuluh hari menjelang hari kelahiran saya ini, Ibunda tercinta, yang melahirkan saya 70 tahun yang lalu, tepat tanggal 9 September 1949, telah dipanggil oleh Allah SWT.
Rasa duka yang lain adalah ..... ini adalah hari ulang tahun yang pertama, yang di tengah malam yang hening, tak ada lagi yang memeluk saya, seraya membisikkan kata-kata yang indah.... "Selamat Ulang Tahun, Pepo. Happy Birthday. Panjang usia, bahagia dan sukses selalu"
Karena, karena ..... orang yang setiap tahun melakukan itu, isteri tercinta, 100 hari yang lalu juga telah berpulang ke Rahmatullah.
Meskipun, isteri tercinta Ani Yudhoyono, akan selalu berada dihati saya. Menyatu dengan memori indah, yang kami bangun selama 43 tahun bersamanya.
Inilah kehidupan. Penuh paradox. Satu titik, dua sisi. Dua sisi dari satu mata uang logam. Kodrat keseimbangan dalam domain kekuasaan Tuhan.
Semua hukum kehidupan ini, hadir dan kita rasakan hari ini. Paling tidak untuk diri saya secara pribadi.
Di satu sisi saya bersyukur, bahagia dan bergembira, karena hari ini usia saya genap 70 tahun.
Juga gembira, karena di antara yang hadir juga ada teman-teman seperjuangan dari Partai Demokrat, yang hari ini memperingati hari jadi Partai yang ke 18 tahun.
Namun, di sisi lain, saya bersedih, Bersedih, karena, kedua orang yang amat saya sayangi, tidak bisa lagi ikut bersyukur dan berbahagia di hari yang istimewa ini, 9 September 2019.
Next Page
Prinsip Hidup SBY
Pages
Most Popular