Internasional

Masih Panas, Pemimpin Hong Kong Desak Dialog ke Pendemo

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
05 September 2019 16:17
Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mendesak para demonstran untuk mengakhiri demonstrasi mereka
Foto: Demo Hong Kong (REUTERS/Danish Siddiqui)
Jakarta, CNBC Indonesia- Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mendesak para demonstran untuk mengakhiri demonstrasi mereka. Lam menyampaikan pernyataan ini secara resmi setelah membatalkan RUU Ekstradisi yang menjadi akar masalah demonstrasi tak berujung di negara itu.

Pada sebuah konferensi pers Kamis (5/9/2019) waktu setempat, Lam menegaskan sepenuhnya sudah membatalkan undang-undang kontroversial itu Ia berharap langkah ini bisa membantu mencegah kekerasan dan menghentikan kekacauan sesegera mungkin.

"Ini sangat jelas, bagi banyak orang, ketidakpuasan di masyarakat bertambah melebihi RUU ini sendiri," katanya sebagaimana dilansir AF. Ia pun mengatakan tahu persis bagaimana kemarahan masyarakat muncul karena RUU ini dan butuh segera diselesaikan.


Lam pun sudah mengajukan keinginannya lagi untuk berdialog. Ia pun meminta para pengunjuk rasa untuk meninggalkan demo yang beberapa kali berujung kerusuhan dengan polisi.

Pembatalan secara resmi RUU Ekstradisi menjadi salah satu tuntutan pengunjuk rasa. Selain itu, terdapat empat tuntutan lain.

Tuntutan itu meliputi kebebasan berpendapat dan pemilu yang demokratis. Ada pula pencabutan kata "pembuat kerusuhan" yang selalu dilabelkan pemerintah pada pendemo dan pembebasan para aktivis pro-demokrasi yang ditangkap selama ini.

Sementara itu, para pengunjuk rasa menilai tindakan Lam sudah kadaluarsa. Bahkan melalui media sosial, salah satu penggerak demo bernama Joshua Wong meminta "kampanye demokratisasi" di Hong Kong tetap dilakukan.


"Jika Carrie Lam menarik UU itu dua bulan lalu, tentu akan ada perbaikan yang cepat," ujar salah seorang pemrotes yang enggan disebutkan identitasnya. "Tapi melakukannya sebulan setelahnya seperti memberi obat pada daging yang sudah membusuk tak ada gunanya,".

Pembatalan secara resmi RUU Ekstradisi ini mengejutkan. Ini dilakukan persis setelah rekaman audio Lam terungkap.

Di mana Lam mengaku geraknya sangat terbatas dalam penyelesaian Hong Kong. Karena ia harus melayani dua tuan, kedaulatan China dan pandangan para pendemo.

Sementara itu, sebuah survei bisnis menunjukkan, aktivitas sektor swasta Hong Kong pada Agustus anjlok akibat demonstrasi yang terus terjadi dan perang dagang antara AS dan China.

Bahkan, penurunan terjadi sangat signifikan di Agustus ini. Melemah sejak 10 tahun terakhir.

Sebagaimana dilansir IHS Markit, indeks manager pembelian (Purchasing Manager's Index/ PMI) Hong Kong merosot 40,8 pada Agustus, dari sebelumnya 43,8 pada Juli. Angka itu menandakan penurunan paling tajam di sektor swasta sejak Februari 2009.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Demo Belum Reda, China Copot Pejabat Penting di Hong Kong

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular