Fragile Five Masih Rapuh, Tapi Tak Serapuh 6 Tahun Lalu

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 September 2019 13:01
Apakah The Fragile Five Masih Rapuh?
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Kini, resesi Turki dan perlambatan ekonomi di Indonesia, India, Brasil, dan Afrika Selatan membuat ingatan pelaku pasar kembali ke istilah The Fragile Five. Akan tetapi, sepertinya kondisi saat ini berbeda dengan 2013.

Mata uang negara-negara tersebut sudah lebih baik. Memang mayoritas masih melemah, tetapi tidak separah 2013.

Rupiah sejak awal tahun hingga kemarin menguat 1,56%. Sedangkan rupee melemah 3,46%, real minus 5,52%, lira terdepresiasi 7,15%, dan rand melemah 3,09%.

Bagaimana dengan transaksi berjalan, biang kerok dari masalah di negara-negara The Fragile Five? Well, memang masih defisit tetapi lagi-lagi ada perbaikan.

Indonesia, misalnya. Pada 2013, defisit transaksi berjalan Indonesia begitu parah hingga mencapai kisaran 4% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sekarang transaksi berjalan Indonesia masih tekor, tetapi sudah membaik di kisaran minus 2-3% PDB.

Turki lebih impresif lagi. Pada 2013, defisit transaksi berjalan Negeri Kebab sempat menyentuh kisaran 7% PDB dan pada kuartal II-2019 berbalik surplus 1,3% PDB.



Perbaikan di sisi transaksi berjalan membuat tekanan mata uang Indonesia cs berkurang. Bahkan rupiah berhasil menguat cukup signifikan.

Salah satu yang membuat Indonesia punya daya tawar tinggi adalah kenaikan peringkat utang dari Standard and Poor's (S&P). Pada Mei lalu, S&P menaikkan rating Indonesia dari BBB- menjadi BBB. Artinya, risiko gagal bayar (default) di Indonesia semakin minim.

Kenaikan rating itu sukses membuat arus modal asing membanjiri Indonesia. Sejak awal tahun, investor asing membukukan beli bersih Rp 57,91 triliun di pasar saham. Sementara kepemilikan asing di obligasi pemerintah bertambah Rp 117,5 triliun.

Baca: S&P Upgrade Rating RI, Siap-siap Kebanjiran Dana Asing

Jadi, oke negara-negara The Fragile Five masih mengalami masalah. Turki resesi, dan 'kawan-kawannya' mengalami perlambatan ekonomi. Mata uang negara-negara ini pun mayoritas masih melemah, dan transaksi berjalannya kebanyakan masih defisit.

The Fragile Five boleh masih rentan. Akan tetapi, kerentanan mereka sudah berkurang dibandingkan 2013. Sudah ada perbaikan di sisi transaksi berjalan, depresiasi mata uang pun tidak separah saat itu.

The Fragile Five memang masih rapuh. Namun rasanya tidak serapuh enam tahun lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular