
Internasional
Manfaat Krisis Hong Kong Bagi China
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
02 September 2019 12:39

2. Pertunjukan Kekuatan Militer ke AS
Sepekan terakhir, telah tersirat bahwa China mungkin turun tangan untuk mengakhiri demonstrasi. China bahkan mulai menyiapkan peralatan militer dan personel di Shenzhen, China, kota yang paling dekat Hong Kong.
Unjuk kekuatan ini merupakan pengingat bagi warga Hong Kong, bahwa Beijing bersedia dan siap untuk mengambil kendali atas wilayah melalui penggunaan kekuatan.
Manfaat lainnya yang berpotensi menguntungkan Beijing adalah "pesan" unjuk kekuatan yang mereka kirimkan kepada pemerintahan Donald Trump. Ini menjadi salah satu cara mengirim peringatan ke negara lain.
3. Membangun Dukungan Ditengah Pelemahan Ekonomi
Perang dagang Trump merugikan ekonomi China. Faktanya, pertumbuhan ekonomi China terhenti ke level terendah 27-tahun sebesar 6,6%.
Meskipun angka ini masih tinggi dibandingkan dengan sebagian besar ekonomi dunia, kontraksi seperti ini meningkatkan ketidakpuasan warga. Protes di Hong Kong memberi China kesempatan untuk mengatasi ketidakpuasan itu dengan mengarahkan perhatian pada krisis Hong Kong.
Para pendemo dibuat menjadi musuh bersama. Dimana para demonstran kerap digambarkan melakukan kekerasan dan melakukan penawaran terhadap Amerika.
Ini tentunya membuat banyak warga membela China. Setidaknya dalam jangka pendek, gelombang nasionalisme ini akan mengatasi ketidakpuasan akan ekonomi yang melambat.
Pada 1993, ekonomi Hong Kong lebih dari seperempat ukuran China. Hong Kong memiliki PDB senilai US$ 120 miliar (Rp 1.701 triliun), lebih banyak dari negara-negara industri lain. Sementara PDB China sekitar US$ 445 miliar.
Namun di 2018 kota-kota besar bermunculan seperti Chongqing, Shanghai, Shenzhen, Beijing, Chengdu, dan Harbin telah mendorong PDB negara itu menjadi US$ 13,6 triliun. Sementara Hong Kong tetap menjadi lokomotif ekonomi utama Asia, dengan PDBnya hanya 2,7% dari Cina sekitar US$ 364 miliar. (sef/sef)
Sepekan terakhir, telah tersirat bahwa China mungkin turun tangan untuk mengakhiri demonstrasi. China bahkan mulai menyiapkan peralatan militer dan personel di Shenzhen, China, kota yang paling dekat Hong Kong.
Unjuk kekuatan ini merupakan pengingat bagi warga Hong Kong, bahwa Beijing bersedia dan siap untuk mengambil kendali atas wilayah melalui penggunaan kekuatan.
3. Membangun Dukungan Ditengah Pelemahan Ekonomi
Perang dagang Trump merugikan ekonomi China. Faktanya, pertumbuhan ekonomi China terhenti ke level terendah 27-tahun sebesar 6,6%.
Meskipun angka ini masih tinggi dibandingkan dengan sebagian besar ekonomi dunia, kontraksi seperti ini meningkatkan ketidakpuasan warga. Protes di Hong Kong memberi China kesempatan untuk mengatasi ketidakpuasan itu dengan mengarahkan perhatian pada krisis Hong Kong.
Para pendemo dibuat menjadi musuh bersama. Dimana para demonstran kerap digambarkan melakukan kekerasan dan melakukan penawaran terhadap Amerika.
Ini tentunya membuat banyak warga membela China. Setidaknya dalam jangka pendek, gelombang nasionalisme ini akan mengatasi ketidakpuasan akan ekonomi yang melambat.
Pada 1993, ekonomi Hong Kong lebih dari seperempat ukuran China. Hong Kong memiliki PDB senilai US$ 120 miliar (Rp 1.701 triliun), lebih banyak dari negara-negara industri lain. Sementara PDB China sekitar US$ 445 miliar.
Namun di 2018 kota-kota besar bermunculan seperti Chongqing, Shanghai, Shenzhen, Beijing, Chengdu, dan Harbin telah mendorong PDB negara itu menjadi US$ 13,6 triliun. Sementara Hong Kong tetap menjadi lokomotif ekonomi utama Asia, dengan PDBnya hanya 2,7% dari Cina sekitar US$ 364 miliar. (sef/sef)
Pages
Most Popular