
HET Beras Bikin Pusing, Banyak Penggilingan Setop Operasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa penggilingan padi memilih tak beroperasi. Penyebabnya kenaikan harga gabah di tingkat petani tidak diikuti dengan penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET) beras saat ini. Saat musim kemarau, harga gabah memang cenderung naik, sedangkan HET tak berubah.
"Harga gabah sekarang tinggi, Rp 5000 ke atas, bahkan ada Rp 5.600. Sedangkan harga beras tidak bisa naik," kata Sekretaris Jenderal Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Burhanuddin, kepada CNBC Indonesia, Jumat (30/8/2019).
HET beras diatur dalam Peraturan Menteri Pedagangan (Pemendag) Nomor 57/2017. Untuk beras medium, HET Rp 9.450 per kg, sementara premium seharga Rp 12.800 per kg di sebagian besar wilayah Indonesia.
Penggilingan selama ini menyerap gabah dari para petani. Tingginya harga gabah tentu mempengaruhi nilai produksi beras, namun saat dijual ke pasar, HET tidak mengalami penyesuaian.
"(Harga) beras medium ada di atas, tapi masih belum sebanding dengan harga gabah, terutama penggilingan padi kecil. Dia tidak mampu, tidak operasional. Tapi nanti kalau harga gabah dan beras seimbang, mungkin bisa beroperasional lagi," ucap Burhanuddin.
Menurutnya, harga gabah dan HET seharusnya berselisih sebesar 50%. "Kalau harga di tingkat petani Rp 5.000, (maka) harga eceran/HET (beras mediun) Rp10.000," jelasnya.
Kalau penggilingan padi sederhana, (idealnya) margin 50% kurang lebih (antara harga gabah dan HET). Kalau harga di tingkat petani Rp5000, harga eceran Rp10.000.
Ia mengaku tidak memiliki data mengenai penggilingan yang tidak beroperasi. Namun, ia mengklaim dari laporan di daerah, penggilingan padi yang tutup berkisar 40-50% dari total seluruh penggilingan di daerah. Penggilingan padi kecil, katanya, yang paling terdampak akibat tidak ada penyesuaian HET saat ini.
"Yang terdampak tergantung panennya, Sekarang, kalau Jawa Tengah masih ada panen, mendingan, Jawa Barat mulai habis, Jawa Timur (habis). Sulawesi Selatan masih ada panen. Jadi memang tidak sama persentase yang tidak beroperasional, tergantung pada panennya," katanya.
Selain itu banyaknya jumlah penggilingan yang berdiri saat ini, ungkap Burhanuddin, juga menambah beban pengusaha penggilingan. Sebab, hal ini juga tidak sebanding dengan jumlah gabah yang beredar.
(hoi/hoi) Next Article Harga Beras Premium dan Medium Naik di Juli 2019