
Heboh Rencana Impor Beras, Harga Gabah di Petani Terjun Bebas

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah tidak akan mengimpor beras hingga bulan Juni mendatang. Namun, rencana impor yang dilontarkan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sejak beberapa waktu lalu telah membuat harga gabah di tingkat petani anjlok, Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mengungkapkan bahkan tengkulak pun dibuat berhati-hati dalam melakukan penyerapan.
"Setelah pemerintah mengumumkan, saya kebetulan di Indramayu lagi ada Penelitian Budidaya Padi Tahan Iklim jadi langsung kerasa banget. Dua hari setelah itu saya ngobrol dengan tengkulak, saya tanya, tahu ada rencana impor nggak? Dia bilang tahu, jadi lebih berhati-hati," kata Said kepada CNBC Indonesia menirukan pernyataan tengkulak tersebut.
Sikap berhati-hati itu membuat permintaan jadi kian sedikit. Akibatnya, stok gabah di petani tidak bisa terserap dan membuat harganya jatuh.
"Dia bilang, kalau saya beli gabah banyak sekarang, terus saya kirim ke Bos saya di penggilingan kemudian datang beras impor, harga jatuh saya rugi, belinya masih mahal. Ketika nanti saya jual murah gimana, siapa yang mau menanggung, sehingga dia waktu itu mengurangi volume pembelian," kata Said.
Langkah itu menjadi jalan tengah bagi tengkulak demi menghindari kerugian yang terlalu besar. Dampaknya penyerapan gabah di tingkat petani menjadi lebih kecil dan harganya ambruk. Itulah mengapa meski dinilai hanya pernyataan, namun jika datangnya dari pejabat tinggi, maka itu bakal berdampak kepada jatuhnya harga gabah di tingkat petani, karena ada stigma negatif.
"Orang jadi berhitung, Bulog belum melakukan penyerapan, harga jatuh, serapan jadi rendah. Petani mau jual kalau Bulog nggak terima kemana lagi selain ke tengkulak? Yang dilakukan dia turunkan harga pembelian karena ada kekhawatiran dia rugi banyak, penggilingan yang dia supply akan turunkan harga. Kedua dia tekan petaninya, efek harga turun volume serapan pasar jadi rendah. Itu yg dirasakan petani. Itu beberapa hari setelah statement," katanya.
Harga gabah di wilayah Kabupaten Klaten anjlok menjelang puncak panen. Harga gabah kering panen (GKP) di bawah Rp 4.000 per kilogramnya.
"Harga gabah panenan cuma Rp 3.200-Rp 3.500. Kalau gabah kering giling atau siap giling hanya Rp 4.700 per kg," ungkap Warsidi, petani di Desa Meger, Kecamatan Ceper, Klaten pada detikcom, Rabu (17/3/2021) siang.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Beras di Petani Turun, Kok di Konsumen Malah Naik?