
Wah, Impor Jagung Masih Mengalir Deras Nih
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
27 August 2019 14:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, menanggapi risiko ancaman kekeringan terhadap produksi jagung dalam negeri. Selain itu, salah satu persoalan yang krusial adalah soal daya saing produk jagung dalam negeri dengan jagung impor. Jagung impor masih mewarnai kebutuhan pasar jagung di Indonesia, sehingga impor jagung masih mengalir.
Padahal Presiden Jokowi pada masa awal pemerintahannya sempat menargetkan swasembada jagung, pada periode pertama kepemimpinannya.
"Saya sampaikan berkali-kali bahwa dalam 3 tahun saya targetkan kepada Menteri Pertanian untuk bisa swasembada, tiga tahun tidak boleh lebih. Dimulai dengan beras, kemudian nanti jagung, gula, kedelai, terus daging, semuanya."
Namun, sampai saat ini Indonesia belum bisa bebas dari ketergantungan impor jagung, jumlahnya memang tak sebesar lima tahun lalu. Namun, volume impor jagung yang masih relatif besar. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) volume Impor Jagung sepanjang Januari-Juni 2019 mencapai 0,580 juta ton, dengan nilai US$ 123 juta.
Capaian paruh 2019 sudah mendekati realisasi impor jagung pada tahun sebelumnya yang mencapai 0,74 juta ton senilai US$ 159 juta. Bahkan realisasi impor jagung paruh tahun ini sudah sedikit melampaui realisasi impor jagung 2017 yang tercatat 0,52 juta ton, senilai US$ 114 juta ton.
Namun, patut diakui impor jagung selama tiga tahun terakhir memang jauh lebih rendah dibandingkan realisasi impor 2014-2016. Pada 2015, volume impor jagung mencapai 3,27 juta ton, setara US$ 696,6 juta. Lalu susut jadi 1,14 juta ton setara US$ 230 juta.
(hoi/hoi) Next Article RI Kaji Impor Jagung 200 Ribu Ton di 2020
Padahal Presiden Jokowi pada masa awal pemerintahannya sempat menargetkan swasembada jagung, pada periode pertama kepemimpinannya.
"Saya sampaikan berkali-kali bahwa dalam 3 tahun saya targetkan kepada Menteri Pertanian untuk bisa swasembada, tiga tahun tidak boleh lebih. Dimulai dengan beras, kemudian nanti jagung, gula, kedelai, terus daging, semuanya."
Namun, sampai saat ini Indonesia belum bisa bebas dari ketergantungan impor jagung, jumlahnya memang tak sebesar lima tahun lalu. Namun, volume impor jagung yang masih relatif besar. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) volume Impor Jagung sepanjang Januari-Juni 2019 mencapai 0,580 juta ton, dengan nilai US$ 123 juta.
Capaian paruh 2019 sudah mendekati realisasi impor jagung pada tahun sebelumnya yang mencapai 0,74 juta ton senilai US$ 159 juta. Bahkan realisasi impor jagung paruh tahun ini sudah sedikit melampaui realisasi impor jagung 2017 yang tercatat 0,52 juta ton, senilai US$ 114 juta ton.
Namun, patut diakui impor jagung selama tiga tahun terakhir memang jauh lebih rendah dibandingkan realisasi impor 2014-2016. Pada 2015, volume impor jagung mencapai 3,27 juta ton, setara US$ 696,6 juta. Lalu susut jadi 1,14 juta ton setara US$ 230 juta.
(hoi/hoi) Next Article RI Kaji Impor Jagung 200 Ribu Ton di 2020
Most Popular