Pertamina-Chevron Mulai Bor Blok Rokan Tahun Depan

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
14 August 2019 19:56
Demi menjaga produksi, Pertamina dan Chevron sepakat untuk mulai bor sumur minyak di blok Rokan tahun depan
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) berharap dapat melakukan pengeboran sumur di Blok Rokan, pada tahun depan. Hal ini merupakan bagian dari transisi operator, guna mempertahankan kinerja produksi migas di blok subur tersebut.

"Sejauh ini kami punya keinginan yang sama, baik Chevron maupun Pertamina, untuk bisa mengebor tahun depan," kata Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu, ditemui dalam gelaran Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) di Jakarta, Rabu (14/8/2019).



Lebih lanjut, Dharmawan menuturkan, saat ini, pihaknya terus berdiskusi tentang transisi hak pengelolaan Blok Rokan dengan Chevron Indonesia, yang difasilitasi oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Salah satu yang menjadi bahan diskusi adalah skema model alih kelola.

Adapun, sebelumnya, SKK Migas mencatat, sampai saat ini blok Rokan telah menunjukkan tanda-tanda penurunan produksi alami. 

Deputi Operasi SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengungkapkan, kontraktor eksisting biasanya tidak akan berinvestasi secara jor-joran menjelang kontraknya berakhir. 

Padahal, lanjutnya, untuk menekan penurunan produksi diperlukan investasi yang jumlahnya tidak sedikit. Karena itu peran Pertamina sebagai kontraktor selanjutnya di sana sangat penting.

"Ini kan udah mau selesai, jadi kontraktor lama tidak akan mau investasi banyak, ini tugas kontraktor baru. Makanya itu kita kejar bagaimana transisi ini harus berjalan," ujar Fatar, di Jakarta, Jumat (9/8/2019).

Dalam data SKK Migas, realisasi lifting minyak blok Rokan di semester I tahun ini sebesar 190,6 ribu barel per hari. Capaian itu diperkirakan akan terus mengalami penurunan. Padahal menurut Fatar Yani seharusnya Chevron bisa menggenjot produksi bahkan sampai 400 ribu bph melalui metode Enhance Oil Recovery (EOR).

"Kemampuan Rokan 400 ribu bph kalau dilaksanakan EOR," ujarnya.

Menurut Fatar, Chevron enggan melanjutkan EOR yang sudah diuji coba lantaran harga minyak anjlok beberapa tahun lalu. Kalaupun dimulai sekarang, kontraknya akan segera habis pada 2021 mendatang, maka dari itu EOR tidak dilakukan.

"Dulu harga chemical dekat harga minyak. Sekarang sudah lebih kompetitif, setelah Pertamina ambil alih mudah-mudahan harga minyak tidak anjlok nanti," kata Fatar Yani.

Untuk itu, pihaknya terus mendorong dan menargetkan agar PT Pertamina (Persero) bisa mulai masuk berinvestasi dengan melakukan pengeboran di blok Rokan, paling lambat pada awal tahun depan.

"Transisi Pertamina dipaksakan secepat mungkin," imbuhnya.

Fatar menjelaskan, sampai sekarang pembahasan tentang transisi masih berlangsung antara PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) dan Pertamina. Dia menjelaskan ada beberapa model bisnis yang kini sedang dibahas kedua pihak. Sayang ia tidak membeberkan model apa saja yang jadi opsi investasi di blok Rokan nanti.

"Kami ada beberapa bisnis model yang kami lakukan. Belum diputuskan model bisnisnya. Jadi, harapan kami akhir tahun atau awal tahun depan dia (Pertamina) bisa ngebor," pungkas Fatar.

Pertamina-Chevron Mulai Bor Blok Rokan Tahun Depan Foto: Aristya Rahadian Krisabella



(gus) Next Article Pilpres Kelar, Kapan Alih Kelola Blok Rokan Diteken?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular