
Chevron Goyang, Eni Lirik Proyek Laut Dalam Rp 70 T RI?
Wahyu Daniel & Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
24 July 2019 13:17

Jakarta, CNBC Indonesia- Nasib mega proyek laut dalam RI yang digadang-gadang memiliki nilai investasi hingga US$ 5 miliar atau setara Rp 70 triliun bakal ditentukan akhir bulan ini.
Proyek ini sendiri digagas sejak 2007, Chevron dipercaya sebagai kontraktor untuk mengembangkan gas di kedalaman laut di lapangan Gendalo- Blok Ganal dan lapangan Gehem- Blok Rapak. Namun, pembahasan masih tarik ulur sampai saat ini terutama soal nilai investasi.
Proposal rencana pengembangan proyek (Plan of Development/PoD) berganti-ganti seiring dengan fluktuasi harga minyak dunia, dari US$ 6,9 miliar meroket ke US$ 12 miliar, lalu terus turun hingga menjadi US$ 5 miliar pada tahun lalu.
Soal biaya investasi ini bukan sekedar uang masuk ke Indonesia, mengingat skema pengembangan blok ini masih menggunakan cost recovery. Artinya semakin banyak jumlah investasi, risiko ongkos pengerjaan proyek yang diganti pemerintah juga makin tinggi.
Untuk menekan biaya investasi ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, sampai jauh-jauh menyambangi markas Chevron di Amerika Serikat. Biaya investasi bisa ditekan sampai US$ 5 miliar karena salah satunya sistem FLNG diganti dengan sistem Christmas Tree.
Tapi, sampai saat ini proyek ini masih belum juga digarap. Sampai-sampai belum lama ini, sempat beredar desas-desus rencana penggantian operator IDD. Kabar tersebut diterima CNBC Indonesia dari seorang pejabat di sektor migas pada hari Sabtu (20/7/2019).
"Dalam waktu dekat akan ada pergantian operator IDD," ujar si sumber, menirukan ucapan seorang petinggi SKK Migas.
Belakangan, Wakil Kepala SKK Migas, Sukandar, membantah perihal wacana pergantian operator IDD. "Tetap Chevron," ujar Sukandar melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Senin (22/7/2019).
Setelah dikonfirmasi, pihak Chevron masih enggan membeberkan lebih rinci terkait pembahasan dengan SKK Migas.
"Kami masih kontak secara reguler dengan SKK Migas. Bagaimanapun, sesuai dengan kebijakan kami, kami tidak bisa membuka rinci tentang pembahasan dengan SKK Migas tersebut," ujar Cameron Van Ast, External Affair Adviser Chevron Asia Pacific kepada CNBC Indonesia melalui surat elektronik.
Kontraktor Italia Mengincar Posisi Chevron
Informasi terbaru, beredar kabar bahwa kontraktor migas raksasa asal Italia yakni Eni S.p.A diketahui ikut mengincar blok gas seksi ini.
Pihak Eni belum memberikan komentar sampai saat ini, namun Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Migas (SKK Migas), Dwi Soetjipto, mengaku tidak tahu soal kabar tersebut. "Sejauh ini saya tidak tahu, siapa yang bilang?" kata Dwi, dalam pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Rabu 24 Juli 2019.
Sebelumnya Dwi sempat menjelaskan progres proyek laut dalam ini, kondisi saat ini persetujuan revisi Plan of Development (POD) tersebut masih belum bisa diselesaikan, sebab masih berkutat pada diskusi mengenai insentif.
Mantan bos Pertamina ini mengatakan pihaknya akan memberikan penjelasan lebih lanjut pada akhir bulan ini. "Nanti kita lihat ya, update-nya nanti kami berikan akhir Juli ini, sabar ya," ujar Dwi saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (22/7/2019).
Saksikan video tentang skema kontrak migas di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus/gus) Next Article Kenapa Chevron Masih Gantung Proyek Migas Laut Dalam RI?
Proyek ini sendiri digagas sejak 2007, Chevron dipercaya sebagai kontraktor untuk mengembangkan gas di kedalaman laut di lapangan Gendalo- Blok Ganal dan lapangan Gehem- Blok Rapak. Namun, pembahasan masih tarik ulur sampai saat ini terutama soal nilai investasi.
Proposal rencana pengembangan proyek (Plan of Development/PoD) berganti-ganti seiring dengan fluktuasi harga minyak dunia, dari US$ 6,9 miliar meroket ke US$ 12 miliar, lalu terus turun hingga menjadi US$ 5 miliar pada tahun lalu.
Untuk menekan biaya investasi ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, sampai jauh-jauh menyambangi markas Chevron di Amerika Serikat. Biaya investasi bisa ditekan sampai US$ 5 miliar karena salah satunya sistem FLNG diganti dengan sistem Christmas Tree.
Tapi, sampai saat ini proyek ini masih belum juga digarap. Sampai-sampai belum lama ini, sempat beredar desas-desus rencana penggantian operator IDD. Kabar tersebut diterima CNBC Indonesia dari seorang pejabat di sektor migas pada hari Sabtu (20/7/2019).
"Dalam waktu dekat akan ada pergantian operator IDD," ujar si sumber, menirukan ucapan seorang petinggi SKK Migas.
Belakangan, Wakil Kepala SKK Migas, Sukandar, membantah perihal wacana pergantian operator IDD. "Tetap Chevron," ujar Sukandar melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Senin (22/7/2019).
Setelah dikonfirmasi, pihak Chevron masih enggan membeberkan lebih rinci terkait pembahasan dengan SKK Migas.
"Kami masih kontak secara reguler dengan SKK Migas. Bagaimanapun, sesuai dengan kebijakan kami, kami tidak bisa membuka rinci tentang pembahasan dengan SKK Migas tersebut," ujar Cameron Van Ast, External Affair Adviser Chevron Asia Pacific kepada CNBC Indonesia melalui surat elektronik.
Kontraktor Italia Mengincar Posisi Chevron
Informasi terbaru, beredar kabar bahwa kontraktor migas raksasa asal Italia yakni Eni S.p.A diketahui ikut mengincar blok gas seksi ini.
Pihak Eni belum memberikan komentar sampai saat ini, namun Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Migas (SKK Migas), Dwi Soetjipto, mengaku tidak tahu soal kabar tersebut. "Sejauh ini saya tidak tahu, siapa yang bilang?" kata Dwi, dalam pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Rabu 24 Juli 2019.
Sebelumnya Dwi sempat menjelaskan progres proyek laut dalam ini, kondisi saat ini persetujuan revisi Plan of Development (POD) tersebut masih belum bisa diselesaikan, sebab masih berkutat pada diskusi mengenai insentif.
Mantan bos Pertamina ini mengatakan pihaknya akan memberikan penjelasan lebih lanjut pada akhir bulan ini. "Nanti kita lihat ya, update-nya nanti kami berikan akhir Juli ini, sabar ya," ujar Dwi saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (22/7/2019).
Saksikan video tentang skema kontrak migas di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus/gus) Next Article Kenapa Chevron Masih Gantung Proyek Migas Laut Dalam RI?
Most Popular