
RI Tak Pengalaman Operasikan Kereta Cepat, Siapa Masinisnya?
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
12 August 2019 15:12

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tengah menyiapkan tim khusus untuk mengoperasikan kereta cepat Jakarta-Bandung. Tim itu sudah harus disiapkan sejak dini, meski rencana operasional dijadwalkan pada 2021 mendatang.
Direktur Utama PT KCIC, Chandra Dwiputra, mengaku, saat ini di Indonesia belum ada yang punya pengalaman mengoperasikan kereta cepat. Sehingga perlu tim khusus yang dibentuk agar ketika kereta beroperasi, semua sumber daya manusia (SDM) sudah tersedia.
"Paling gampang harus ada masinis-nya. Masinisnya belajar di mana, KAI kan pasti enggak bisa, kita harus training, dan training itu makan waktu banyak juga, kira-kira harus setahun," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (9/8/2019) lalu.
Ia menyebut, SDM yang terlibat dalam operasional haruslah orang orang yang sudah berkompeten. Sebelum masa operasi, pihaknya perlu mengajukan sertifikasi SDM.
"Nanti sebelum beroperasi kan kita harus sertifikatkan juga, sertifikasi oleh Kementerian Perhubungan. Nah kita juga harus mengedukasi teman-teman di perhubungan," imbuhnya.
Edukasi yang dia maksudkan adalah agar Kementerian Perhubungan, dalam hal ini Direktorat Perkeretaapian bisa menjalin kerja sama dengan regulator kereta di China. Hal ini menurutnya perlu dilakukan, agar ketika kereta cepat Jakarta-Bandung beroperasi, semua sudah siap.
"Jadi nanti kita sedang men-trigger dirjen perkeretaapian di Indonesia bekerjasama dengan regulator kereta api di China supaya bisa melakukan sertifikasi. Ujung-ujungnya kita nanti pada saatnya nanti akan operasi, semua sudah siap," katanya.
Sehingga terkait operasi kereta cepat Jakarta-Bandung, Indonesia harus menyesuaikan dengan standar China. Alasannya karena layanan kereta sangat lekat dengan masalah keamanan. Sebab, bila sekali tidak aman maka tidak ada yang mau naik kereta cepat.
"Jadi persiapan tidak hanya di sisi kami sebagai investor, kami di-support oleh kontraktor, kami juga di-support oleh regulator yaitu Kementerian Perhubungan yang harus mendukung kita," katanya.
Direktur Utama PT KCIC, Chandra Dwiputra, mengaku, saat ini di Indonesia belum ada yang punya pengalaman mengoperasikan kereta cepat. Sehingga perlu tim khusus yang dibentuk agar ketika kereta beroperasi, semua sumber daya manusia (SDM) sudah tersedia.
"Paling gampang harus ada masinis-nya. Masinisnya belajar di mana, KAI kan pasti enggak bisa, kita harus training, dan training itu makan waktu banyak juga, kira-kira harus setahun," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (9/8/2019) lalu.
Ia menyebut, SDM yang terlibat dalam operasional haruslah orang orang yang sudah berkompeten. Sebelum masa operasi, pihaknya perlu mengajukan sertifikasi SDM.
"Nanti sebelum beroperasi kan kita harus sertifikatkan juga, sertifikasi oleh Kementerian Perhubungan. Nah kita juga harus mengedukasi teman-teman di perhubungan," imbuhnya.
Edukasi yang dia maksudkan adalah agar Kementerian Perhubungan, dalam hal ini Direktorat Perkeretaapian bisa menjalin kerja sama dengan regulator kereta di China. Hal ini menurutnya perlu dilakukan, agar ketika kereta cepat Jakarta-Bandung beroperasi, semua sudah siap.
"Jadi nanti kita sedang men-trigger dirjen perkeretaapian di Indonesia bekerjasama dengan regulator kereta api di China supaya bisa melakukan sertifikasi. Ujung-ujungnya kita nanti pada saatnya nanti akan operasi, semua sudah siap," katanya.
Sehingga terkait operasi kereta cepat Jakarta-Bandung, Indonesia harus menyesuaikan dengan standar China. Alasannya karena layanan kereta sangat lekat dengan masalah keamanan. Sebab, bila sekali tidak aman maka tidak ada yang mau naik kereta cepat.
"Jadi persiapan tidak hanya di sisi kami sebagai investor, kami di-support oleh kontraktor, kami juga di-support oleh regulator yaitu Kementerian Perhubungan yang harus mendukung kita," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Wuss...Jakarta-Semarang Tersambung Kereta Cepat 2024
Most Popular