
Kebut Proyek, 2 dari 3 Kontraktor Kereta Cepat dari China
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
12 August 2019 14:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung melibatkan 2 kontraktor China dari total 3 kontraktor. Kontraktor-kontraktor China dianggap berpengalaman dan bisa mengerjakan proyek bisa lebih cepat.
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra membandingkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dengan LRT Palembang. Perbandingan itu disebutkan dalam mengilustrasikan progres konstruksi KCJB yang baru mencapai 28%.
"Anda bisa bayangkan enggak, LRT di Palembang panjangnya berapa Km sih, itu sekitar 23 km, mereka mengerjakan berapa lama, 2015-2018, sampai ASIAN Games," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (9/8/2019) lalu.
Di sisi lain, KCJB memiliki panjang trase lintasan 142,3 Km. Dengan komparasi seperti itu, maka dia mengaku butuh usaha luar biasa untuk menggarap proyek ini selama 3 tahun kontrak kerja.
"Sehingga kami di sini harus di-support kontraktornya yang sudah berpengalaman di negara asalnya mengerjakan hal yang sama. Kita tidak mungkin juga di sini tiba-tiba langsung belajar, orang bisa langsung lari," urainya.
Chandra menjelaskan, khusus untuk pekerjaan teknik sipil saja, proyek ini dikerjakan keroyokan oleh 3 kontraktor. Satu di antaranya berasal dari Indonesia yakni PT Wijaya Karya. Dua sisanya berasal dari China yakni China Railway Group Limited dan Sinohydro Corporation Limited.
"Ini sudah pengalaman di China. Jadi dengan kombinasi China dan Indonesia. Kita tahu pakai standard-nya adalah standar dari China. Mereka sudah pengalaman yang dua, yang satu ini bisa menyesuaikan. Memang kita tidak bisa tidak, harus ikut menyesuaikan dengan standard China," pungkasnya.
(hoi/hoi) Next Article KA Cepat JKT-SMRG Rp 58 T, APBN Tak Kuat Biayai!
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra membandingkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dengan LRT Palembang. Perbandingan itu disebutkan dalam mengilustrasikan progres konstruksi KCJB yang baru mencapai 28%.
"Anda bisa bayangkan enggak, LRT di Palembang panjangnya berapa Km sih, itu sekitar 23 km, mereka mengerjakan berapa lama, 2015-2018, sampai ASIAN Games," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (9/8/2019) lalu.
Di sisi lain, KCJB memiliki panjang trase lintasan 142,3 Km. Dengan komparasi seperti itu, maka dia mengaku butuh usaha luar biasa untuk menggarap proyek ini selama 3 tahun kontrak kerja.
"Sehingga kami di sini harus di-support kontraktornya yang sudah berpengalaman di negara asalnya mengerjakan hal yang sama. Kita tidak mungkin juga di sini tiba-tiba langsung belajar, orang bisa langsung lari," urainya.
Chandra menjelaskan, khusus untuk pekerjaan teknik sipil saja, proyek ini dikerjakan keroyokan oleh 3 kontraktor. Satu di antaranya berasal dari Indonesia yakni PT Wijaya Karya. Dua sisanya berasal dari China yakni China Railway Group Limited dan Sinohydro Corporation Limited.
"Ini sudah pengalaman di China. Jadi dengan kombinasi China dan Indonesia. Kita tahu pakai standard-nya adalah standar dari China. Mereka sudah pengalaman yang dua, yang satu ini bisa menyesuaikan. Memang kita tidak bisa tidak, harus ikut menyesuaikan dengan standard China," pungkasnya.
(hoi/hoi) Next Article KA Cepat JKT-SMRG Rp 58 T, APBN Tak Kuat Biayai!
Most Popular