
Rencana Tarif Kereta Cepat Rp 227 Ribu Masih Bisa Berubah
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
19 June 2019 11:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Tarif tiket kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) bakal dipatok US$ 16 atau sekitar Rp 227.200 (kurs Rp 14.200/US$). Tarif ini bisa berubah setelah proyek ini ditargetkan beroperasi pada 2021.
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Zulfikri, menyebut bahwa angka muncul bukan tanpa dasar. Nominal US$ 16 tercetus setelah melalui berbagai kajian yang masuk dalam feasibility study (FS) atau studi kelayakan.
"Itu itungan FS-nya dulu segitu (US$16)," kata Zulfikri ketika ditemui di Jakarta, Selasa (18/6/2019).
Namun, saat masa beroperasi pada dua tahun mendatang, harga tiket kereta cepat tak otomatis dipatok sesuai harga dalam FS. Sebab, bisa jadi ada pertimbangan lain yang bisa membuat harga tiket berubah.
"Kita lihat lagi, itu kan yang kita sepakati dulu. Masuk dalam konsesi. Setiap tahun nanti evaluasi. Ada di dalam perjanjian seperti itu," katanya.
Zulfikri menegaskan bahwa pemerintah tidak akan memberikan subsidi bagi tiket KCJB. Sebab, proyek ini sejak awal didesain tanpa campur tangan finansial dari pemerintah.
KCJB memang menawarkan teknologi modern yang mampu mempersingkat waktu. Karena itu, manajemen PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) juga mengakui bahwa penentuan harga tiket menjadi perhatian khusus.
Direktur Utama PT KCIC, Chandra Dwiputra, menilai, penentuan tarif merupakan salah satu faktor yang penting dalam bisnis transportasi massal. Namun penetapan harga tiket kereta cepat masih terus dikaji hingga operasioanal pada 2021. Konsesi kereta cepat ini akan diberikan pemerintah sampai 50 tahun semenjak beroperasi.
"Berdasarakan hasil studi kelayakan, nilai yang feasible untuk tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung mulai dari kisaran US$16," urainya dalam keterangan tertulis kepada CNBC Indonesia.
"Namun tentu saja secara resminya, penetapan tarif akan ditentukan kemudian setelah kajian komprehensif ketika KCJB akan mulai beroperasi dengan memperhatikan berbagai aspek keekonomian, daya beli masyarakat di tahun 2021 dan juga setelah ada persetujuan dari regulator," katanya.
(hoi/hoi) Next Article China Terlibat di Proyek Kereta Cepat RI Sampai Setengah Abad
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Zulfikri, menyebut bahwa angka muncul bukan tanpa dasar. Nominal US$ 16 tercetus setelah melalui berbagai kajian yang masuk dalam feasibility study (FS) atau studi kelayakan.
"Itu itungan FS-nya dulu segitu (US$16)," kata Zulfikri ketika ditemui di Jakarta, Selasa (18/6/2019).
Namun, saat masa beroperasi pada dua tahun mendatang, harga tiket kereta cepat tak otomatis dipatok sesuai harga dalam FS. Sebab, bisa jadi ada pertimbangan lain yang bisa membuat harga tiket berubah.
"Kita lihat lagi, itu kan yang kita sepakati dulu. Masuk dalam konsesi. Setiap tahun nanti evaluasi. Ada di dalam perjanjian seperti itu," katanya.
Zulfikri menegaskan bahwa pemerintah tidak akan memberikan subsidi bagi tiket KCJB. Sebab, proyek ini sejak awal didesain tanpa campur tangan finansial dari pemerintah.
KCJB memang menawarkan teknologi modern yang mampu mempersingkat waktu. Karena itu, manajemen PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) juga mengakui bahwa penentuan harga tiket menjadi perhatian khusus.
Direktur Utama PT KCIC, Chandra Dwiputra, menilai, penentuan tarif merupakan salah satu faktor yang penting dalam bisnis transportasi massal. Namun penetapan harga tiket kereta cepat masih terus dikaji hingga operasioanal pada 2021. Konsesi kereta cepat ini akan diberikan pemerintah sampai 50 tahun semenjak beroperasi.
"Berdasarakan hasil studi kelayakan, nilai yang feasible untuk tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung mulai dari kisaran US$16," urainya dalam keterangan tertulis kepada CNBC Indonesia.
"Namun tentu saja secara resminya, penetapan tarif akan ditentukan kemudian setelah kajian komprehensif ketika KCJB akan mulai beroperasi dengan memperhatikan berbagai aspek keekonomian, daya beli masyarakat di tahun 2021 dan juga setelah ada persetujuan dari regulator," katanya.
(hoi/hoi) Next Article China Terlibat di Proyek Kereta Cepat RI Sampai Setengah Abad
Most Popular