Jokowi Sayonara Komoditas, Sepatu Hingga Mobil Jadi Harapan

Lidya Julita, CNBC Indonesia
12 August 2019 12:38
Produk ekspor Indonesia bisa jadi harapan seperti sepatu, mobil, hingga tekstil.
Foto: Indo Leather & Footwear Expo (CNBC Indonesia/Samuel Pablo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Produk alas kaki, tekstil, dan otomotif diproyeksikan menjadi ujung tombak ekspor Indonesia. Pada Januari-Mei 2019, ketiga barang ekspor tersebut masuk 10 besar barang ekspor andalan, selain bahan mineral dan minyak nabati yang kategori komoditas bahan mentah.

Ini sangat relevan dengan pernyataan Presiden Jokowi yang mengatakan berakhirnya menggantungkan pada era komoditas. "Kejayaan minyak dan kayu sudah selesai, kejayaan komoditi SDA sudah hampir selesai"

Untuk itu, pemerintah terus mendorong meningkatkan kinerja ekspor berbasis manufaktur yang semakin tertekan di tengah perang dagang antara AS dan China. Apalagi hingga saat ini, belum ada tanda-tanda penyelesaian dari ketegangan dagang antara dua negara.


Upaya ini tidak dilakukan sendiri oleh pemerintah tapi juga dengan lembaga lainnya seperti Bank Indonesia (BI). Apalagi, Presiden Joko Widodo selalu menekankan bahwa fokus pemerintahan saat ini adalah meningkatkan investasi dan ekspor.



"Kita akan terus mencoba dorong sisi perekonomian tumbuh. Investasi sudah jadi salah satu agenda utama pemerintah dan ekspor juga. Presiden berkali-kali katakan ekspor, ekspor dan investasi, investasi," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo di Gedung BI, Jakarta, Senin (12/8/2019).

Menurut Dody, investasi dan ekspor memang cara paling cepat untuk mendorong perekonomian. Namun, tidak semua sektor bisa didorong secara bersamaan untuk meningkatkan itu. Maka perlu dilihat sektor yang paling prioritas yang bisa memberikan dampak tercepat.

"Kita tidak bisa memilih semua didorong dan quick win itu tentu akan jadi prioritas. Semua akan mengeroyok apa sektor prioritasnya," kata Dody.

BI melihat sektor unggulan yang bisa menjadi fokus pemerintah adalah sektor tekstil, otomotif, hingga alas kaki. Ini dinilai bisa di ekspor langsung ke negara-negara maju dan akan memberikan benefit cepat ke dalam negeri. Produk alas kaki mencakup sepatu sport, sandal, dan lainnya.



"Paling tidak BI melihat sektor unggulan, seperti tekstil, otomotif, alas kaki. Itu masih bisa jadi unggulan masuk ke negara negara maju. Pasar AS dan pasar China mungkin akan menurunkan permintaan tapi kita masih bisa cari peluang ke negara negara lain, meskipun kita mungkin tidak akan tumbuh secara optimal sebab secara globalnya melambat," tegasnya.

Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) sebelumnya melaporkan ekspor produk industri alas kaki Indonesia pada 2018 mencapai US$ 5,11 miliar atau setara Rp 71,54 triliun (kurs Rp 14.000/US$). Nilainya mengalami perlambatan karena hanya tumbuh 4,13% dibandingkan tahun sebelumya. Padahal pada 2017, ekspor produk industri alas kaki Indonesia tumbuh 7,96%.

"Tahun lalu kita hanya tumbuh 4%, jauh di bawah target yang kita patok 10%," ujar Ketua Pengembangan Sport Shoes dan Hubungan Luar Negeri Aprisindo Budiarto Tjandra.
(hoi/hoi) Next Article Makin Mesra dengan China, RI Genjot Perdagangan 3 Kali Lipat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular