Genjot Ekspor di Arab, RI Bangun Pusat Promosi di Dubai

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
03 October 2021 16:15
People visit the Russia pavilion during the first day of the Dubai Expo 2020 in Dubai, United Arab Emirates, Friday, Oct, 1, 2021. (AP Photo/Kamran Jebreili)
Foto: AP/Kamran Jebreili

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perdagangan meresmikan kantor baru Indonesian Trade Promotion Center (ITPC)  di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) untuk meningkatkan promosi dan ekspor produk Indonesia ke wilayah UEA dan Timur Tengah.

Kantor ini dialihkan dari sebelumnya bertempat Al Masraf Tower, Office 403, Baniyas Road ke Port Saaed, Deira, yang lebih strategis dan menjadi salah satu area bisnis di Dubai. Pemindahan ini merupakan salah satu strategi Kementerian Perdagangan untuk mengoptimalkan promosi produk Indonesia ke UEA dan wilayah Timur Tengah.

"Hal ini juga bertujuan meningkatkan ekspor Indonesia ke UEA dan Timur Tengah, terutama di masa pandemi Covid-19" kata Mendag Lutfi, dalam keterangan resmi, Minggu (3/10/2021).

Kantor baru ITPC Dubai juga berada sangat dekat dengan kantor lembaga pemerintah yang merupakan mitra kerja ITPC seperti Dubai Economic Development (DED) dan Emirates Authority for Standardization And Metrology (ESMA).

Kantor ini juga berada di tengah kawasan perkantoran, hotel berbintang, pusat perbelanjaan, dan berdekatan dengan bandara internasional Dubai. Selain itu, juga dekat dengan salah satu ikon Dubai, Clock Tower. Akses kantor ITPC Dubai kini juga lebih mudah karena berdekatan dengan terminal bus dan stasiun kereta metro.

Mendag menyampaikan, ITPC berperan untuk memajukan pelaku usaha Indonesia, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pada kantor baru ITPC Dubai terdapat area khusus atau ruang pamer yang menampilkan berbagai produk unggulan Indonesia, terutama produk UMKM yang berpotensi diminati buyers UEA.

"Yang paling penting adalah bagaimana promosi produk Indonesia dapat ditingkatkan dan menghasilkan peningkatan ekspor," imbuh Mendag.

Sementara itu, Kepala ITPC Dubai Khomaeni menambahkan, proyeksi ekspor perdagangan nonmigas Indonesia ke UEA cukup menjanjikan dengan potensi pertumbuhan tahunan sebesar US$ 1,6 miliar di beberapa sektor, seperti perhiasan, minyak sayur, mobil dan suku cadang mobil, tembaga, karet, dan aluminium.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke UEA periode Januari-Juli 2021 tercatat sebesar US$ 953,5 juta atau meningkat sebesar 26,16 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yaitu sebesar US$ 755,8 juta.

Wakil Ketua Komite Tetap Timur Tengah dan OKI Kadin Mohamad Bawazeer menilai, UEA telah memiliki investasi besar di dalam negeri. Dengan perjanjian IUAE-CEPA, ini akan melengkapi perdagangan dengan UEA yang semakin berkembang.

"Untuk itu, terobosan CEPA dapat menyelesaikan kendala ini. Karena di dalamnya termasuk masalah halal dan lainnya. Jadi kita harap tahun ini bisa ditandatangani," kata Bawazeer

Bawazeer mengaku optimistis keberhasilan penjajakan dengan UEA akan menarik negara Timur Tengah lainnya seperti Qatar, Arab Saudi untuk melakukan hal serupa. "Semoga negara teluk lainnya seperti Arab Saudi dan Qatar bisa mengikuti jejak UEA. Karena paling susah itu buka jalan," jelasnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BPS: Ekspor Juni US$ 18,55 M, Meroket 54,46%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular