Terungkap! Sri Mulyani Sebut Ekspor Naik Tinggi, Ini Sebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha tekstil mengungkapkan, pertumbuhan ekspor yang masuk data pemerintah saat ini adalah hasil produksi bulan Juni-Juli 2022.
Pernyataan Perkumpulan Pengusaha Produk Tekstil Jawa Barat (PPPTJB) ini merespons Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebutkan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) masih menunjukkan pertumbuhan tinggi.
"Kemarin ada informasi data ekspor masih besar September. Angka ekspor besar itu karena hasil produksi Juni-Juli. Masih pada kerja kan. Tapi nanti, misal sekarang sepi order. Nanti Desember sampai Januari terasa (anjlok)," kata Juru Bicara PPPTJB Sariat Arifia kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/11/2022).
"Masa diproduksi bulan September (ekspor September) juga. Kan nggak," ujarnya.
Dia menjelaskan, ada rentang, setidaknya beberapa bulan antara waktu produksi hingga pabrikan menjual produk ke pembeli, termasuk ke pasar ekspor.
Karena itu, dia memprediksi, angka ekspor ke depan bakal anjlok karena saat ini aktivitas produksi sudah mengalami penurunan yang tajam. Bahkan banyak pabrik tutup karena sudah tidak ada lagi pembeli.
"Data-data order dari buyer tiap-tiap pabrik sudah pegang, di samping orang sudah bisa mengakses informasi bagaimana situasi ekonomi Amerika sampai bulan Juni. Di sini lah bisa di prediksi apa yang akan terjadi kemudian," sebut Sariat.
Sebelumnya, saat konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK IV Tahun 2022, Kamis (3/11/2022 menjabarkan pertumbuhan ekspor TPT.
Dia memaparkan, ekspor untuk produk HS 61, yaitu pakaian, aksesori, dan rajutan tumbuh 19,4% sampai dengan September 2022.
Sementara, produk HS 62 pakaian, aksesori non rajutan, pertumbuhannya dilaporkan lebih tinggi, yaitu 37,5%. Sedangkan, alas kaki pertumbuhan ekspornya masih 41,1%.
Untuk tekstil dan produk tekstil (TPT) ini, data ekspor sampai dengan September justru menunjukkan pertumbuhan yang sangat tinggi," kata Sri Mulyani.
"Dalam hal ini, terlihat ekspor produk tekstil, rajutan dan non rajutan, maupun alas kaki masih cukup tinggi. Kita akan terus mendorong termasuk menggunakan instrumen seperti Special Mission Vehicle, LPEI, untuk diversifikasi destinasi ekspor," pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Wow! Sri Mulyani Sebut Pemulihan Ekonomi RI Top 3 Dunia
(dce)