Obral Janji Investasi Uni Emirat Arab, Semoga Bukan PHP Lagi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 August 2019 11:58
Obral Janji Investasi Uni Emirat Arab, Semoga Bukan PHP Lagi
AP Photo/Dita Alangkara, Pool
Jakarta, CNBC Indonesia - Belum lama ini, Putera Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Syekh Mohammed bin Zayed al Nahyan berkunjung ke Indonesia. Sang pangeran bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Syekh Mohammed tentu tidak datang sendiri. Bersamanya ada rombongan pejabat dan pengusaha yang siap menanamkan modal di Tanah Air. Pemerintah memastikan akan ada tiga kerja sama yang sudah pasti diteken dalam pertemuan tersebut.

Pertama, adalah pembangunan fasilitas pengolahan minyak atau kilang proyek revitalisasi (Refinery Development Master Plan/RDMP)di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Kedua, kerja sama di pengembangan industri petrokimia dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).

Ketiga, adalah kerja sama dengan PT Pelabuhan Indonesia Maspion di Surabaya, Jawa Timur. 
Total investasi dari tiga kerja sama tersebut ditaksir mencapai US$ 9 miliar.  

Baca:
Jokowi Temui Pangeran Uni Emirat Arab, RI Tawarkan 21 Proyek

Namun, UAE belum memiliki rekam jejak investasi yang meyakinkan. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, investasi UEA di Indonesia pada semester I-2019 sebesar US$ 46,3 juta di 57 proyek. UEA hanya menempati urutan ke-20 di daftar negara penanam modal di Indonesia. 

Pada periode yang sama tahun sebelumnya, nilai investasi UAE di Indonesia tercatat US$ 35,1 juta di 51 proyek. UEA berada di peringkat ke-24. 



Semoga janji-janji manis investasi UEA terwujud sehingga menggerakkan perekonomian nasional. Bukan apa-apa, minat investasi negara-negara Timur Tengah tidak jarang minim realisasi. 

Di daftar BKPM, negara-negara Timur Tengah bukanlah investor besar. Kalah jauh dibandingkan negara-negara tetangga. Misalnya Singapura, yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi penanam modal asing terbesar di Indonesia. 

 

Dibandingkan dengan Singapura, investasi negara-negara Teluk di Indonesia sangat minim. Jumlah investasi UAE, investor Timur Tengah terbesar, tidak sampai 20% dari Singapura. 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Riwayat investasi Timur Tengah di Indonesia tidak terlampau mengesankan bahkan mengecewakan. Janji sering kali hanya sekadar janji atau pemberi harapan palsu (PHP). 

Misalnya janji Saudi Aramco, raksasa migas Arab Saudi, untuk membangun kilang di Cilacap (Jawa Tengah) bersama Pertamina. Semestinya perjanjian kerja sama diteken pada Juni lalu, tetapi kemudian molor tiga bulan.  

Belum ada kesepakatan soal valuasi proyek kilang tersebut. Berdasar dokumen yang didapat CNBC Indonesia beberapa waktu lalu, valuasi yang dihitung Pertamina mencapai US$ 5,66 miliar sementara Aramco hanya menilai proyek sebesar US$ 2,8 miliar atau hampir separuhnya. 

Baca:
Digantung Aramco, Ini Skenario Pertamina Untuk Kilang Cilacap

Negosiasi Pertamina dengan Aramco dimulai sejak 2014 alias lima tahun lalu. Hingga detik ini realisasinya belum ada. 

Ditarik lebih jauh lagi, ada proyek Food and Energy Estate di Merauke (Papua) pada 2010. Proyek ini rencananya memiliki luas area 2,5 juta hektar. Melalui Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE), pemerintah menargetkan tambahan produksi beras 1,95 juta ton, jagung 2,02 juta ton, kedelai 167.000 ton, gula 1,5 juta ton, minyak sawit mentah (CPO) 937.000 ton, sampai sapi 64.000 ekor. Penghematan devisa dari proyek ini diperkirakan mencapai Rp 4,7 triliun melalui pengurangan impor pangan. 

Saudi Binladin Group, konglomerasi konstruksi asal Arab Saudi (ya, masih ada hubungan dengan Osama), sempat menyatakan ketertarikan untuk masuk ke proyek ini. Bahkan disebut-sebut ada minat investasi senilai US$ 4 miliar. 

Namun lagi-lagi, minat hanya mentok sebatas minat. Hingga proyek MIFEE mandek, tidak ada investasi dari Binladin Group. 

Oleh karena itu, mari berharap komitmen investasi dari UEA kali ini bisa menjadi kenyataan. Sebab, capek juga lama-lama jadi korban pemberi harapan palsu...


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular