Demi Blok Gas Raksasa, Australia & Timor Leste Damai di Laut!

Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
29 July 2019 19:37
Demi blok gas raksasa, Australia & Timor-Timur ratifikasi perbatasan maritim
Foto: REUTERS/Matt Siegel
Jakarta, CNBC Indonesia- Timor Leste dan Australia akhirnya sepakat meratifikasi perjanjian batas laut mereka yang sebelumnya cukup alot dirundingkan. Kesepakatan traktat ini diteken demi pengembangan blok gas dengan cadangan raksasa yang ada di lepas laut.

Kesepakatan ditandai dengan persetujuan anggota parlemen Australia pada Senin ini untuk segera menerapkan traktat perbatasan maritim, untuk mengakhiri perdebatan yang telah berlangsung dalam satu dekade terakhir.

Blok gas raksasa yang jadi perebutan hangat adalah lapangan Greater Sunrise yang ada di laut Timor. Blok ini ditemukan pada 1974, berlokasi 150 kilometer tengara Timor Timur dan 450 kilometer timur laut Darwin, Australia. Nilai blok ini diperkirakan mencapai US$ 50 miliar dengan cadangan mencapai 5,1 tcf.


Traktat ini ditujukan untuk lebih memajukan kawasan Timor Leste, yang masuk jajaran negara Asia termiskin, dengan porsi bagi hasil pengelolaan lapangan Greater Sunrise. Persetujuan dari parlemen Australia ini tak lama berselang dengan kesepakatan dari parlemen Timor Leste beberapa hari sebelumnya. Kedua negara sepakat meratifikasi batas negara sesuai dengan mekanisme Hukum Laut Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Timor Timur diketahui berencana kembangkan lapangan gas ini dengan membangun pipa yang akan mencapai pesisir pantai selatan negara, dengan harapan bisa banyak membuka lapangan pekerjaan. Meskipun Australia masih meragukan kapasitas negara kecil tersebut untuk mengelolanya.

Menteri Luar Negeri Australia Marisa Payne mengatakan traktat ini menuntaskan perdebatan super panjang soal perbatasan maritim, "Disetujui di atas tahapan pengembangan blok Greater Sunrise, sekaligus meletakkan landasan untuk babak baru relasi bilateral kedua negara," ujarnya sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (29/6/2019).

Australia menilai perselisihan panjang ini telah mencemarkan reputasi negara tersebut, apalagi saat diseret ke pengadilan arbitrase di The Hague pada 2006 lalu. Timor Leste sempat meminta traktat tersebut dibatalkan setelah mencurigai Australia telah melakukan aksi mata-mata untuk memetik keuntungan komersil selama negosiasi berlangsung.

Saat perselisihan mengeskalasi, beberapa perusahaan energi yang tertarik kembangkan lapangan tersebut seperti Woodside Australia, ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas, sampai memutuskan menunda proyek.

Pemimpin oposisi Anthony Albanese mengatakan di Gedung Dewan bahwa perselisihan perbatasan ini tidak akan membuat dampak baik bagi Australia sebagai tetangga bagi negara yang baru lahir.



(gus/roy) Next Article Australia Perluas Area Lockdown ke Pedesaan!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular