Minyak Tumpah Ribuan Barel, Bagaimana Produksi Pertamina?
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
25 July 2019 19:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Tumpahan minyak dan gelembung gas menyebar di garis pantai laut utara Jawa sejak dua pekan lalu. Diketahui, tumpahan terjadi akibat insiden di blok migas milik anak usaha Pertamina.
Insiden terjadi di lokasi pemboran lepas laut milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) sejak 12 Juli lalu, akibat aktivitas re-entry saat pengeboran di sumur YYA-I.
Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Dharmawan Samsu menuturkan, kejadian ini jelas akan berdampak pada target produksi secara keseluruhan.
"Jelas akan menimbulkan dampak ke produksi. Dia harusnya start up di September 2019, tapi di-take out dari rencana produksi tahun ini," kata Dharmawan di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Lebih lanjut, ia mengatakan, tadinya rencana produksi dari struktur YY sebesar 23 juta kaki kubik (MMSCFD) untuk gas dan 3.000 barel minyak per hari (BOPD).
Ia menuturkan, untuk menutup kebocoran produksi Pertamina dari insiden tersebut, saat inu perseroan tengah mengevaluasi potensi lokasi lain untuk dikembangkan. Namun yang pasti, lanjut Dharmawan, sumur YYA-1 akan ditutup dan tidak dioperasikan kembali setelah penambalan kebocoran yang terjadi.
"Kami sudah meminta tim untuk melihat potensi tempat lain untuk optimasi lebih cepat," jelas dia.
Kendati demikian, ia belum bisa membeberkan lebih detil di mana nantinya potensi sumur, sebab masih dalam tahap evaluasi dan investigasi.
"Saya tidak dalam kapasitas untuk bisa berikan detil terkait hal tersebut karena masih ada investigasi atau evaluasi subsurface yang mendalam. Sumur-sumur lain itu intact, masih dalam keadaan OK. Studi (untuk potensi sumur) ini setelah investigasi selesai. Potensi masih tetap ada," pungkas Dharmawan.
Sebagai informasi, proyek YY diperkirakan membutuhkan biaya US$ 85,4 juta. Proyek ini direncanakan mulai produksi pada September tahun ini dan diperkirakan menyumbang tambahan produksi minyak 4.065 barel per hari (bph) dan gas 25,5 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd).
Produksi dari Lapangan YY akan digunakan seluruhnya untuk kepentingan dalam negeri sehingga menjadi pendorong roda perekonomian industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ. Lapangan YY memiliki potensi cadangan minyak 4 juta barel dan gas 21,2 miliar kaki kubik.
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Ini Kronologi Lengkap Tumpahan Minyak Pertamina di Karawang
Insiden terjadi di lokasi pemboran lepas laut milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) sejak 12 Juli lalu, akibat aktivitas re-entry saat pengeboran di sumur YYA-I.
![]() |
Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Dharmawan Samsu menuturkan, kejadian ini jelas akan berdampak pada target produksi secara keseluruhan.
"Jelas akan menimbulkan dampak ke produksi. Dia harusnya start up di September 2019, tapi di-take out dari rencana produksi tahun ini," kata Dharmawan di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Lebih lanjut, ia mengatakan, tadinya rencana produksi dari struktur YY sebesar 23 juta kaki kubik (MMSCFD) untuk gas dan 3.000 barel minyak per hari (BOPD).
Ia menuturkan, untuk menutup kebocoran produksi Pertamina dari insiden tersebut, saat inu perseroan tengah mengevaluasi potensi lokasi lain untuk dikembangkan. Namun yang pasti, lanjut Dharmawan, sumur YYA-1 akan ditutup dan tidak dioperasikan kembali setelah penambalan kebocoran yang terjadi.
"Kami sudah meminta tim untuk melihat potensi tempat lain untuk optimasi lebih cepat," jelas dia.
Kendati demikian, ia belum bisa membeberkan lebih detil di mana nantinya potensi sumur, sebab masih dalam tahap evaluasi dan investigasi.
"Saya tidak dalam kapasitas untuk bisa berikan detil terkait hal tersebut karena masih ada investigasi atau evaluasi subsurface yang mendalam. Sumur-sumur lain itu intact, masih dalam keadaan OK. Studi (untuk potensi sumur) ini setelah investigasi selesai. Potensi masih tetap ada," pungkas Dharmawan.
Sebagai informasi, proyek YY diperkirakan membutuhkan biaya US$ 85,4 juta. Proyek ini direncanakan mulai produksi pada September tahun ini dan diperkirakan menyumbang tambahan produksi minyak 4.065 barel per hari (bph) dan gas 25,5 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd).
Produksi dari Lapangan YY akan digunakan seluruhnya untuk kepentingan dalam negeri sehingga menjadi pendorong roda perekonomian industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ. Lapangan YY memiliki potensi cadangan minyak 4 juta barel dan gas 21,2 miliar kaki kubik.
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Ini Kronologi Lengkap Tumpahan Minyak Pertamina di Karawang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular