
Diskon 50% Tarif LCC Bikin Bisnis Hotel Terbang?
Efrem Siregar, CNBC Indonesia
24 July 2019 07:36

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Tingkat keterisian (occupancy rate) hotel mengalami penurunan drastis hingga 30% dibanding tahun lalu selama semester I 2019. Bali dan Indonesia Timur adalah yang paling berdampak.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menilai penurunan tersebut dipengaruhi salah satunya karena tingginya tarif tiket pesawat.
"Penurunan tertinggi ada pada hotel berbintang kecil karena penumpang LCC rata-rata menyumbang 33% keterisian hotel berbintang kecil," kata Hariyadi.
Di Jayapura, tingkat keterisian kamar sampai jatuh 7% pada Juni 2019. Meski begitu, penurunan okupansi hotel tidak hanya diakibatkan oleh tarif pesawat yang tinggi. Penyelenggaraan Pemilu 2019 juga ikut berkontribusi.
Lebih lanjut ia mengatakan, dampak tingginya tarif tiket pesawat tidak berpengaruh terlalu besar pada keterisian hotel berbintang lima di Semester I 2019.
Hal ini terjadi karena sebagian besar tamu hotel merupakan kalangan eksekutif yang umumnya tidak memakai maskapai penerbangan LCC dalam kunjungannya.
Pemerintah sudah mengeluarkan regulasi untuk menurunkan tarif tiket pesawat pada pertengahan Juli ini. Apakah ini ikut berpengaruh pada okupansi hotel?
Hariyadi mengatakan memang keadaan mulai membaik sejak memasuki semester II. Namun, ia belum dapat bahwa kenaikan okupansi hotel slaah satunya karena penerapan diskon tarif pesawat LCC. Apalagi diskon hanya berlaku pada hari tertentu dan jumlah seat yang terbatas.
"Ada perubahan. Sekarang ada menggeliat di semester II. Tapi memang secara history, semester II memang lebih baik dibanding semester I," kata Hariyadi.
(hoi/hoi) Next Article Tiket LCC Turun, Pemerintah Janji Tak Korbankan Safety
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menilai penurunan tersebut dipengaruhi salah satunya karena tingginya tarif tiket pesawat.
"Penurunan tertinggi ada pada hotel berbintang kecil karena penumpang LCC rata-rata menyumbang 33% keterisian hotel berbintang kecil," kata Hariyadi.
Di Jayapura, tingkat keterisian kamar sampai jatuh 7% pada Juni 2019. Meski begitu, penurunan okupansi hotel tidak hanya diakibatkan oleh tarif pesawat yang tinggi. Penyelenggaraan Pemilu 2019 juga ikut berkontribusi.
Lebih lanjut ia mengatakan, dampak tingginya tarif tiket pesawat tidak berpengaruh terlalu besar pada keterisian hotel berbintang lima di Semester I 2019.
Hal ini terjadi karena sebagian besar tamu hotel merupakan kalangan eksekutif yang umumnya tidak memakai maskapai penerbangan LCC dalam kunjungannya.
Pemerintah sudah mengeluarkan regulasi untuk menurunkan tarif tiket pesawat pada pertengahan Juli ini. Apakah ini ikut berpengaruh pada okupansi hotel?
Hariyadi mengatakan memang keadaan mulai membaik sejak memasuki semester II. Namun, ia belum dapat bahwa kenaikan okupansi hotel slaah satunya karena penerapan diskon tarif pesawat LCC. Apalagi diskon hanya berlaku pada hari tertentu dan jumlah seat yang terbatas.
"Ada perubahan. Sekarang ada menggeliat di semester II. Tapi memang secara history, semester II memang lebih baik dibanding semester I," kata Hariyadi.
(hoi/hoi) Next Article Tiket LCC Turun, Pemerintah Janji Tak Korbankan Safety
Most Popular